Pemberitaan tentang varian Omicron yang mempunyai daya tular sangat tinggi dijadikan alat mengerem keinginan masyarakat untuk mudik atau bepergian selama libur Nataru.
JERNIH-Munculnya pemberitaan virus Corona varian baru, Omicron, tepat sebelum memasuki bulan Desember sangat menguntungkan bagi kampanye penanggulangan Covid-19 di Indonesia.
Bayangkan jika larangan mudik selama libur Natal 2021 dan tahun baru 2022 (Nataru) hanya didasarkan pada pengalaman libur panjang lebaran lalu yang menyebabkan lonjakan angka kasus positif di berbagai daerah di Indonesia, pasti tidak membuat orang menunda mudik.
Hal tersebut terlihat dari survei yang dilakukan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dimana 10 juta orang menyatakan tetap akan bepergian atau pulang kampung, meskipun pemerintah menerapkan larangan jelang libur Natal dan Tahun Baru. Jumlah ini mencapai 7 persen dari warga nasional yang didominasi penduduk di Jawa-Bali.
Survei yang dilakukan untuk yang berdomisili khusus Jabodetabek, hasilnya menunjukkan 8 persen atau 2,6 juta orang akan tetap pulang kampung meski dilarang pemerintah.
Hasil survei tersebut menunjukkan jika masyarakat, terutama penduduk di Jawa dan Bali, tidak mengambil pelajaran dari lonjakan kasus positif Covid-19 pada Juli- Agustus lalu yang menyebabkan banyak orang meninggal karena penularan Covid-19 dan banyak rumah sakit tidak dapat menampung pasien. Bahkan banyak pasien yang meninggal karena kekurangan pasokan oksigen.
Munculnya pemberitaan tentang varian Omicron yang mempunyai daya tular sangat tinggi seakan menjadi alat mengerem keinginan masyarakat untuk mudik atau bepergian. Terlebih dalam berbagai pemberitaan disebutkan jika varian Omicron tidak mempan terhadap vaksin.
Hantu Omicron semakin membuat ngeri setelah berbagai negara menyatakan menolak kedatangan orang yang mempunyai riwayat perjalanan dari negara-negara di Afrika Selatan seperti Namibia, Botswana, Zimbabwe, Lesotho dan Eswatini.
Sementara negara yang menerima warganya kembali dari negara-negara tersebut, menerapkan karantina ketat terhadap warga yang baru datang karena ketakutan kemasukan Omicron yang juga disebut varian B.1.1.529.
Semoga dengan bantuan kampanye ‘bahaya hantu Omicron’ akan membuat masyarakat berfikir berkali-kali jika hendak mudik.
Tidak ada yang menjamin, meski telah menerima vaksinasi Corona sebanyak dua kali akan terhindar dari varian Omicron. Masyarakat harus tetap waspada sebab dihadapan varian Omicron, efektivitas vaksin turun hingga dibawah 50 persen dan kecepatan penularan varian Omicron disebut 500 kali lebih cepat. (tvl)