Site icon Jernih.co

Setetes Embun: Hidup Itu Soal Pilihan

Tidak membalas jika ditampar bahkan menyerahkan pipi yang satunya lagi adalah sebuah pilihan. Memberikan lebih kepada yang meminta juga adalah pilihan.

Penulis: P. Kimy Ndelo CSsR

JERNIH-Adam memilih untuk melanggar perintah Allah memakan buah pohon terlarang. Dia yang berasal dari tanah akhirnya harus kembali ke tanah. Dengannya dia membawa kematian bagi dunia.

Saul memilih untuk hidup dalam dendam yang tiada akhir sehingga binasa oleh dendamnya sendiri. Di sisi lain Daud memilih untuk menghormati Raja pilihan Allah sehingga dia mengambil sikap memaafkan.

Mengasihi musuh, memohon berkat bagi yang mengutuk, berdoa bagi yang mencaci adalah sebuah pilihan. Tidak membalas jika ditampar bahkan menyerahkan pipi yang satunya lagi adalah sebuah pilihan. Memberikan lebih kepada yang meminta juga adalah pilihan.

Yesus mengajarkan sebuah revolusi moral dalam rangka relasi antar manusia. Ungkapan kunci, yang dikenal sebagai Hukum Emas:

“Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka” (Luk 6,31).

Disini ada ada etika kristiani yang tidak hanya menghindari kejahatan melainkan aktif melakukan kebaikan; bukan hanya kepada sahabat melainkan juga kepada musuh. Inilah perwujudan nyata dari kasih Agape.

Kasih AGAPE mempunyai perhatian mendalam kepada sesama karena mereka diciptakan dalam gambar Allah. Kasih macam ini menginginkan yang baik bagi sesama karena demikianlah yang dikehendaki Allah.

Yesus tidak hanya mengajarkan hal ini tetapi sendiri mempraktekkannya. Di atas kayu salib, dalam derita yang tak terkira, Yesus berdoa: “Bapa, ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”.

Apakah ini berarti kita membiarkan kejahatan? Tentu sebuah kesalahan jika kita tidak membela orang yang tak bersalah ketika kita mempunyai tanggungjawab untuk itu. Juga adalah sah jika kita membela diri kita dari musuh yang tidak benar.

Tetapi merupakan sebuah KEUTAMAAN jika menanggung penderitaan yang tidak adil bahkan menjadi martir demi Kristus dan Injil-Nya. Menjadi sebuah KEUTAMAAN jika kita harus memikul salib yang tak pantas kita terima demi Kerajaan Allah.

Seperti Allah, yang kasih dan pengampunan-Nya turun bagi orang baik maupun orang jahat, demikianlah kita yang menyebut dirinya anak-anak Allah. Untuk mencapai tingkatan ini, kita perlu selalu berdoa memohon Roh Kudus agar mengajar dan menguatkan kita.

Tapi pertama-tama kita harus menentukan PILIHAN. Pilihan akan memperlihatkan siapa kita sesungguhnya.

Ketika Presiden Jokowi mengangkat Prabowo, rival beratnya dalam Pilpres, menjadi Menteri Pertahanan, rupanya dia menganut prisip Michael Corleone dalam film The Godfather II, “Usahakan temanmu selalu dekat, tetapi musuhmu harus lebih dekat lagi”.

(SETETES EMBUN, by P. Kimy Ndelo CSsR; ditulis di Biara Gereja Novena, Weetebula Sumba tanpa Wa).

Exit mobile version