Site icon Jernih.co

Apakah Setelah Vaksinasi Kita Bebas Buka Masker dan tak Perlu Jaga Jarak?

JERNIH — Yang ada di benak kebanyakan orang adalah setelah vaksinasi, kita bebas membuka masker, tidak perlu lagi menjaga jarak sosial, dan kembali hidup normal. Ternyata tidak.

Dr Soumya Swaminathan, kepala ilmuwan Badan Kesehatan Dunia (WHO), mengatakan belum ada bukti vaksin benar-benar mencegah infeksi Covid-19 dan menghentikan penularan.

“WHO belum menentukan apakah satu dari sejumlah vaksin yang disetujui untuk digunakan efetkif mencegah penularan,” kata Dr Swaminathan kepada The Guardian.

Sejauh ini WHO merestui tiga vaksin; Pfizer-BioNTech, Moderna, dan AstraZeneca, untuk digunakan secara luas. Ketiga perusahaan telah melakukan uji coba besar-besaran, dan terbukti efektif mencegah penerima vaksin jatuh sakit akibat virus korona.

Namun, menurut Dr Swaminathan, peneliti masih mencoba menentukan apakah vaksin buatan tiga perusahaan itu benar-benar mencegah penyebaran virus dari penerima vaksin ke orang lain.

Sekalipun telah menerima vaksin, otoritas kesehatan masih perlu berasumsi penerima harus mematuhi langkah-langkah kesehatan masyarakat; jarak sosial, mengenakan masker, dan mencuci tangan. Jika penerima vaksin akan bepergian, tetap harus menjalani karantina.

Kepala petugas medis Moderna bulan lalu mengatakan sangat yakin vaksinnya mencegah penularan virus, tapi belum ada bukti yang cukup tentang itu.

“Jika kami tidak menyebar vaksin, kami tidak akan memiliki data konkret untuk membuktikan vaksin mengurangi penularan,” kata Tal Zaks kepada Axios.

“Tujuah pertama vaksin adalah mencegah virus menimbulkan penyakit simptomatik, penyakit parah, dan kematian,” kata Dr Swaminathan.

Dr Mark Ryan, kepala program kedaruratan WHO, mengatakan vaksin — meski dengan kemanjuran tinggi — tidak menjamin penyakit menular bisa diberantas. Standar tertinggi bagi vaksin adalah mengatasi penularan.

David Heymann, ketua kelompok penasehat strategis dan teknis WHO, mengatakan virus ditakdirkan akan menjadi endemik. Covid-19, katanya, akan terus bermutasi dan berkembang biak di sel manusia.

Di sisi lain, dunia mengharapkan kekebalan kawanan, tapi konsep itu disalah-pahami. Ryan juga mengatakan pandemi Covid-19 saat ini belum tentu yang terbesar.

Exit mobile version