Negara bagian New York juga mempertimbangkan untuk mengeluarkan hukuman sipil kepada orang-orang yang tak mematuhi perintah, tetapi bukan hukuman pidana. “Anda tidak akan masuk penjara karena tidak mengenakan masker,” kata Cuomo.
New York City—Barangkali terdengar ganjil di telinga kita, tetapi memang demikian faktanya: pemerintah negara bagian semodern New York baru pada 15 April waktu setempat, atau 16 April WIB, mewajibkan warganya memakai masker saat berada di tempat umum. Semua itu dilakukan untuk melawan ganasnya pandemi Covid-19, yang secara global sudah menjangkiti sekitar dua juta orang.
Gubernur Negara Bagian New York, Andrew M. Cuomo, mengatakan semua warga New York harus mengenakan penutup wajah ketika jarak sosial (social distancing) tidak memungkinkan, termasuk pada transportasi umum, di toko-toko dan di trotoar.
Menerapkan tindakan yang lebih ketat untuk mengendalikan penyebaran virus korona, Gubernur Cuomo mengatakan pada Rabu (15/4) bahwa ia akan mulai mengharuskan orang di New York untuk mengenakan masker atau penutup wajah di depan umum ketika jarak sosial tidak memungkinkan. Aturan itu akan berlaku pada hari Jumat (17/4) WIB dan akan berlaku untuk orang-orang yang tidak dapat menjaga jarak enam kaki (sekitar 1,8 meter) dari yang lain dalam pengaturan publik, seperti di bus atau kereta bawah tanah, di trotoar yang ramai atau di dalam toko dan mal.
“Menghentikan penyebaran virus ini adalah segalanya,”kata Gubernur Cuomo dalam briefing hariannya di ibukota New York, Albany. “Bagaimana mungkin dirimu tidak memakai masker ketika akan mendekati seseorang?”
Aturan baru yang mengikat untuk mengenakan masker itu mungkin akan menjadi pemandangan yang tak terhindarkan di New York City ke depan. Warga New York juga akan setara dengan warga kota-kota besar Asia, yang saat ini telah menerapkan aturan pemakaian masker saat berada di tempat publik. Harus diakui, dalam hal menjadikan memakai masker sebagai kewajiban, pemerintah negara-negara Asia lebih maju dibanding negara-negara Barat.
Tak hanya New York, Maryland pada Rabu kemarin juga mengumumkan untuk menerapkan aturan kewajiban memakan masker di depan umum.
Cuomo mengatakan pemerintahnya akan menegakkan perintah itu dngan ketat. Namun demikian, tetapi dia mencatat bahwa pengendara tanpa penutup wajah belum akan dikeluarkan dari angkutan umum. Pandemi telah menghancurkan sistem angkutan umum New York, dengan fakta bahwa 59 pekerja telah meninggal karena virus dan 2.269 positif terinfeksi.
Negara bagian New York juga mempertimbangkan untuk mengeluarkan hukuman sipil kepada orang-orang yang tak mematuhi perintah, tetapi bukan hukuman pidana. “Anda tidak akan masuk penjara karena tidak mengenakan masker,” kata Cuomo.
Aturan serupa dikeluarkan di New Jersey pekan lalu. Perintah yang dikeluarkan Gubernur Philip D. Murphy itu mewajibkan semua orang di dalam toko dan bisnis penting lainnya untuk mengenakan penutup wajah, kecuali mereka yang berusia di bawah dua tahun atau memiliki kondisi medis yang mencegah mereka mengenakan masker.
Secara alamiah, peringatan untuk itu bahkan telah muncul di toko-toko di seluruh New Jersey. Pengelola toko memperingatkan pelanggan bahwa mereka tidak akan diizinkan masuk kecuali menutup wajah mereka dengan masker. Beberapa toko mengambil sikap yang lebih tegas, mengusir orang-orang tanpa penutup muka.
“Pembatasan yang saya buat ini harus diikuti di seluruh negara bagian,” kata Gubernur Murphy pekan lalu. “Kami mengambil langkah untuk melindungi pelanggan dan pekerja penting.”
Hal itu merupakan langkah-langkah penyelamatan publik terbaru dari dua negara yang berada di episentrum pandemi corona di Amerika Serikat itu. New York dan New Jersey telah bekerja bersama sejak wabah mencapai wilayah tersebut, menutup bisnis yang tidak penting pada saat yang sama, dan baru-baru ini membentuk sebuah koalisi dengan negara-negara bagian tetangga untuk mengoordinasikan pembukaan kembali ekonomi mereka.
Dalam mengumumkan perintah Negara Bagian Maryland tentang masker, Gubernur Larry Hogan mengatakan, “Memakai masker adalah sesuatu yang mengharuskan kita terbiasa, untuk dapat dengan aman segera membuka kembali negara kita.”
New York, New Jersey dan Maryland sejauh ini adalah negara- negara bagian yang mengeluarkan perintah luas yang mewajibkan pemakaian masker di sebagian besar area publik, demikian menurut informasi terbaru National Governors Association. Puerto Riko dan Guam juga telah menerapkan tindakan serupa.
Di New Jersey, bisnis masih bergulat dengan penegakan aturan baru, yang telah dilanggar beberapa orang dan—dalam beberapa kasus, membuat mereka ditangkap.
Supermarket telah memasang tanda di pintu mereka yang memberi tahu pelanggan bahwa mereka tidak bisa masuk tanpa masker. “Tetapi beberapa pembeli menolak mengenakan masker dan menertawakan aturan itu,” kata Matt Fattah, pemilik supermarket C-Town di Jersey City.
“Banyak orang berpikir mereka tidak harus mengikuti aturan,” kata Fattah. “Pegawai saya semuanya ada di dalam, 100 persen memakai topeng dan sarung tangan setiap saat. Pelanggan, di beberapa hari pertama, merasakan itu sebagai masalah. Seperti larangan membawa tas, banyak pelanggan mengira itu hanya lelucon, bahwa kami bercanda.”
Awal pekan ini, pemilik sebuah toko mainan di Lakewood, sebuah kota dekat Jersey Shore, didakwa melanggar perintah tersebut setelah polisi melihat sekitar 10 orang berkerumun dalam tokonya. “Hanya tiga dari mereka yang mengenakan masker,” kata pihak polisi.
Di Pleasantville, sebuah kota di Atlantic City, seorang pria berusia 35 tahun ditangkap atas beberapa tuduhan, termasuk melanggar perintah darurat, setelah ia masuk ke Dunkin ‘Donuts tanpa masker dan menolak untuk pergi setelah karyawan memintanya.
Kolonel Patrick J. Callahan, pengawas Kepolisian Negara Bagian New Jersey, mengatakan, polisi akan terus mengutip denda dan menangkap orang-orang yang mengabaikan perintah yang mengamanatkan jarak sosial dan pemakaian masker.
“Karena nyawa dipertaruhkan, tindakan penegakan akan dilakukan tanpa ragu-ragu terhadap mereka yang secara terang-terangan membahayakan nyawa orang lain,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Gubernur Murphy, gubernur Negara Bagian New Jersey, mengatakan menyerahkan pada kalangan bisnis untuk menetapkan kebijakan mereka sendiri tentang bagaimana menangani pelanggan yang tidak mengenakan masker. “Pemerintah Negara Bagian mengizinkan orang yang menolak memakai masker untuk alasan medis atau alasan lain untuk memasuki toko dan menghabiskan waktu terbatas untuk berbelanja barang-barang penting,” kata Parimal Garg, dari Dewan Penasihat Negara Bagian, pada saat pengarahan yang dilakukan Gubernur Murphy pada 8 April lalu.
“Saya pikir itu murah hati,” kata Gubernur Murphy. “Aku sendiri sebenarnya lebih suka untuk lebih keras dari itu.” [The New York Times]