Site icon Jernih.co

Cina Impor 7,2 Juta Vaksin Covid dari BioNTech-Pfizer

Vaksin Covid -19 Cina sendiri, yang dikembangkan Sinopharm China National Biotec Group dan CanSino Biologics, meski telah diberikan kepada ratusan ribu orang di bawah otorisasi darurat di Cina, belum menerima persetujuan penggunaan publik dari regulator obat mana pun

JERNIH—Perusahaan Cina, Shanghai Fosun Pharmaceutical Group, berencana untuk mengimpor 7,2 juta dosis vaksin Covid-19 hasil kolaborasi dari perusahaan Jerman dan Amerika Serikat, BioNTech-Pfizer, pada paruh pertama tahun 2021. Kabar tersebut diperoleh Caixin, media massa Cina berbahasa Inggris, dari beberapa orang sumber yang mengetahui rencana perusahaan tersebut.

Fosun sedang mengatur logistik dengan beberapa maskapai penerbangan untuk mulai mengangkut vaksin dari pabrik BioNTech ke Cina mulai Januari. Berdasarkan data yang tersedia, perusahaan dapat mengimpor 1,2 juta dosis sebulan, kata sumber tersebut.

Orang dalam di Fosun mengatakan, datanya tidak akurat, dan itu mungkin hanya mencerminkan permintaan kemampuan yang diterima beberapa operator daripada volume sebenarnya.

Vaksin virus corona yang dikembangkan oleh BioNTech dan Pfizer, yang menegaskan 95 persen efektif berdasarkan uji klinis, telah melewati tonggak penting pada Kamis lalu,  ketika panel ahli secara resmi merekomendasikan agar Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mengesahkan vaksin tersebut.

Vaksin Covid -19 Cina sendiri, yang dikembangkan oleh unit Sinopharm China National Biotec Group dan CanSino Biologics, telah diberikan kepada ratusan ribu orang di bawah otorisasi darurat di Cina, tetapi mereka belum menerima persetujuan penggunaan publik dari regulator obat mana pun. Vaksin China National Biotec 86 persen efektif dalam uji coba yang dilakukan di Uni Emirat Arab, menurut laporan media pemerintah, yang mengutip Kementerian Kesehatan dan Pencegahan negara itu.

Fosun mendapatkan hak dari BioNTech pada bulan Maret, untuk memasarkan vaksin di seluruh daratan Cina, Hong Kong, Makau, dan Taiwan. Perusahaan Cina tersebut mengatakan pada Agustus lalu, pihaknya bermaksud untuk memasok 10 juta dosis untuk Hong Kong dan Makau, mendistribusikannya melalui Jacobson Pharma Corp. di Hong Kong.

Berdasarkan kesepakatan dengan BioNTech, Fosun juga bertanggung jawab untuk meminta persetujuan dari regulator di daratan Cina dan Hong Kong. Fosun bersiap untuk menyerahkan dokumen ke regulator obat di Hong Kong untuk ditinjau secepatnya minggu depan, sebagaimana diberitakan Bloomberg yang mengutip orang-orang yang mengetahui masalah tersebut. Perusahaan belum mengajukan izin di Cina daratan.

BioNTech sebelumnya mengatakan kepada Caixin bahwa vaksin yang ditujukan untuk pasar Cina akan diproduksi di fasilitasnya di Marburg, Jerman, tetapi Fosun telah mendorong untuk membuatnya di Cina.

Fosun menandatangani kesepakatan pada bulan Maret untuk membayar BioNTech sebesar USD 135 juta di muka dan pembayaran “potensi investasi dan tonggak masa depan” untuk hak komersialisasi eksklusif di daratan Cina, Hong Kong, Macao dan Taiwan. Mitra Cina akan bertanggung jawab atas biaya pemasaran dan penjualan, serta akan mendapatkan 65 persen dari laba kotor.

Fosun mengatakan di masa depan mungkin akan bernegosiasi dengan BioNTech kemungkinan pembuatan dan pengemasan vaksin di Cina, dan berkomunikasi dengan Administrasi Produk Medis Nasional mengenai masalah tersebut.

Karena vaksin membutuhkan suhu sangat dingin dalam penyimpanan dan transportasi, Fosun mengatakan telah berinvestasi di fasilitas penyimpanan sangat dingin di dekat Bandara Pudong, Shanghai, dengan kemampuan untuk menyimpan vaksin pada -94 derajat Fahrenheit (-70 derajat Celcius). Penyedia peralatan pendingin Moon Environment Technology Co. Ltd. dikontrak untuk membangun fasilitas penyimpanan. Pada suhu -94 derajat Fahrenheit, vaksin dapat disimpan selama 15 hari.

Sinopharm Group akan bertanggung jawab untuk menyediakan distribusi rantai dingin di Cina, kata Fosun. [Asia.Nikkei/Caixin]

Exit mobile version