Performa permainan Timnas Spanyol terhitung paling moncer sepanjang gelaran Euro 2024. Tidak ada skor seri, apalagi kalah atau menang untung-untungan lewat drama adu pinalti. Semua lawan dilibas dengan kemenangan (3-0, 1-0, 1-0, 4-1, 2-1, dan 2-1), sejak fase grup hingga semi final. Jarak antara mimpi dan kenyataan sudah begitu dekat.
Oleh : Marlin Dinamikanto
JERNIH– Gol penyama kedudukan yang dilesakkannya ke pojok kanan atas gawang Prancis, selanjutnya disempurnakan gol Dani Olmo, menjadi hadiah ulang tahun terindah bagi Lamine Yamal Nasraoui Ebana yang lahir di Matero, Katalunya, 13 Agustus 2007. Gol yang dipuji Pep Guardiola itu sekaligus membungkam keraguan banyak orang.
Di usianya yang sangat belia, selama pergelaran Euro 2024 Lamine telah membuktikan diri sebagai talenta sepakbola dunia. Kylian Mbape tidak bisa lagi jumawa sebagai satu-satunya talenta hebat. Sebelum muncul Lamine di sana sudah ada Jude Bellingham, Arda Guller, Xavi Simon, Jamal Musiala dan Kobbie Mainoo.
Hampir semua pundit sepakbola dunia sepakat, teenager yang bayinya sempat dimandikan oleh Lionel Messi itu, memang hebat. Satu tahun kompetisi dia menjadi lokomotif FC Barcelona. Kini La Furia Roja juga berharap bocil itu dapat mengulang era kejayaan generasi Xavi, Iniesta, Ramos dan koleganya. Dream come true apabila Yamal menjadi bagian dari tim yang memenangkan Euro 2024.
Dani Carvajal yang berasal dari klub rival, Real Madrid, pun menyarankan tandemnya di sayap kiri Timnas Spanyol, agar mengikuti jejak Lionel Messi yang tetap humble kendati telah menyabet apa pun pencapaian yang diidam-idamkan pemain sepakbola profesional. Pesan serupa disampaikan Thierry Henry, Pep Guardiola, dan banyak legenda sepakbola lainnya.
Satu langkah lagi, Lamine Yamal yang bermain di sayap kiri dalam skema 4-2-3-1 pelatih Luis de La Fuente, mencatatkan rekor sebagai pemain termuda yang membawa tim nasionalnya menjuarai kejuaraan Eropa. Harapan yang masuk akal. Bukan pungguk merindukan bulan. Meskipun itu tidak semudah mencari semut di dahan rambutan.
Performa permainan Timnas Spanyol terhitung paling moncer sepanjang gelaran Euro 2024. Tidak ada skor seri, apalagi kalah atau menang untung-untungan lewat drama adu pinalti. Semua lawan dilibas dengan kemenangan (3-0, 1-0, 1-0, 4-1, 2-1, dan 2-1), sejak fase grup hingga semi final. Jarak antara mimpi dan kenyataan sudah begitu dekat.
Keberadaan pemain muda dan gesit di kedua sayap La Furia Roja memang menggetarkan lawan. Namun don’t miss it, barisan belakang Madrid dengan kiper Unai Simon, pemain bek Carvajal, Laporte, Nacho, Cucurela, serta double pivot Rodrigo dan Fabian Ruiz, membuat benteng Spanyol sulit dibobol lawan.
Sejauh ini hanya Florian Writz (Jerman) dan Randal Kolo Muani (Prancis) yang memanfaatkan assist indah Kylian Mbape yang berhasil menjebol gawang Unai Simon. Satu lagi kebobolan gol bunuh diri Robin Lee Normand saat melawan Georgia.
Di barisan tengah ke depan, Rodrigo dengan disokong Fabian Ruiz yang acap merangsek ke kotak pinalti lawan, lebih menjamin kualitas baik saat menyerang maupun bertahan. Keduanya cepat menutup pergerakan lawan saat diserang dan mengalirkan bola secara terukur ke sisi kedua sayap atau kotak pinalti saat menyerang.
Alvaro Morata, sang striker, meskipun hanya menciptakan satu gol ke gawang Kroasia, namun gerakan-gerakan tanpa bolanya kerap mengecoh lawan sehingga menyisakan ruang bagi trisula Nico Williams, Dani Olmo dan Lamine Yamal untuk berakselerasi menebarkan ancaman nyata ke gawang lawan.
Namun Timnas Inggris pun bukan lawan kaleng-kaleng. Meskipun performanya sepanjang turnamen kurang meyakinkan, tim yang dibesut Gareth Southgate itu memiliki mental bertarung yang hebat. Mereka tidak pernah menyerah hingga peluit akhir ditiup wasit.
Swiss yang unggul duluan lewat Embolo di menit 75 langsung dijawab gol Bukayo Saka di menit ke-80 . Hingga pertandingan 120 menit skor tetap 1-1 sehingga berlanjut ke adu pinalti yang dimenangkan oleh Tim Tiga Singa.
Di fase gugur sebelumnya, lebih deg-degan lagi. Setelah ketinggalan 0-1 lawan Slowakia, baru pada menit ke 90+5 Jude Bellingham menunjukkan kelasnya. Gol tendangan saltonya memaksa pertandingan ke babak selanjutnya. Di awal babak tambahan waktu, striker gaek Harry Kane memastikan Inggris lolos ke perdelapan final.
Kalau Spanyol raja menang, Tiga Singa patut dilabeli raja come back. Tiga pertandingan di fase gugur dimenangkannya setelah gawangnya kebobolan lebih dulu. Tim Inggris tidak dihuni oleh squid kaleng-kaleng. Hampir semua lini diisi pemain-pemain yang siap meladeni sehebat apa pun kekuatan tempur La Furia Roja.
Kuartet pertahanan Tim Tiga Singa memang kurang solid. Walker, Guehi, Stones dan Trippier sering kecolongan membiarkan penyerang lawan membobol gawang Pickford. Nah, di sini tersedia stok peluang bagi Rodrigo dan kawan-kawan menyabet trophy Eropa untuk ke-4 kalinya.
Tapi Bellingham, kata pelawak Gepeng, kalau boleh mencatut omongannya, “untung ada saya.” Keberadaan Bellingham, Bukayo Saka, Foden, Cole Palmer, bisa menghapus mimpi La Furia Roja. Karena memang Tiga Singa memiliki kekuatan yang dapat membalikkan keadaan.
Trio gelandang yang super kreatif seperti Declan Rice, Kobbie Mainoo dan gelandang termahal dunia Jude Bellingham bisa menjadi momok pertahanan Spanyol. Terlebih mereka didukung trio penyerang hebat Foden, Kane dan Saka. Selain itu Inggris punya senjata rahasia yang membunuh harapan Belanda mengulang kejayaan Euro 1988 dalam diri Cole Palmer dan Ollie Watkins.
Akhir pertandingan sulit ditebak. Namun sebagai Culers saya menjagokan Timnas Spanyol dengan harapan Lamine Yamal menjadi ikon baru FC Barcelona yang berkemampuan menggerakkan fans, sponsor dan sumber-sumber dana lainnya sehingga si Biru Merah kembali sehat, baik dari sisi olahraga maupun finansial. [ ]
Proklamasi Mansion, 13 Juli 2024