Site icon Jernih.co

Handphone Cina Xiaomi, Bukan Apple, yang Akan Dominasi Pasar Ponsel Pintar Dunia

Menurut laporan Nikkei Asia, Xiaomi telah berbicara dengan pemasok untuk memesan komponen dan suku cadang hingga 240 juta smartphone, yang lebih dari rata-rata pengiriman tahunan iPhone.

JERNIH—Ponsel buatan Cina, Xiaomi, untuk pertama kalinya  menggantikan Apple pada posisi ketiga secara global, setelah Samsung dan Huawei, dalam daftar merek smartphone terbesar pada kuartal ketiga tahun 2020. Laporan triwulanan yang dibuat perusahaan riset Counterpoint itu memberi peringkat pada merek berdasarkan pangsa pasar global mereka.

Pembuat ponsel pintar Cina itu telah mencatatkan rekor pendapatan 72,2 miliar yuan pada kuartal Juli-September. Menyusul peningkatan pengiriman dan angka pasar global, Xiaomi (yang telah menjadi pembuat smartphone terbesar keempat di dunia sejak 2018) telah meningkatkan pesanan pabriknya untuk tahun depan.

Menurut laporan Nikkei Asia, Xiaomi telah berbicara dengan pemasok untuk memesan komponen dan suku cadang hingga 240 juta smartphone, yang lebih dari rata-rata pengiriman tahunan iPhone. Apple mengirim rata-rata sekitar 200 juta iPhone setahun.

Dengan jumlah 240 juta, pengiriman Xiaomi akan setara dengan pengiriman puncak Huawei sebanyak 240,6 juta unit smartphone pada 2019, pengiriman tertinggi yang pernah ada untuk pembuat smartphone Cina, menurut International Data Corporation.

Dengan rencana ekspansi yang berani, Xiaomi pada Rabu (2/12) mengumpulkan hampir 4 miliar dolar AS, termasuk 3,06 miliar dolar AS dalam penempatan saham terbesar di Hong Kong. Sisa 855 juta dolar AS dari penawaran obligasi konversi, yang mengalami kelebihan permintaan.

Beberapa pemasok mengatakan bahwa perusahaan menargetkan pengiriman 300 juta smartphone tahun depan. Target tinggi seperti itu telah menjadi masalah bagi penyedia utama seperti Qualcomm dan MediaTek, karena mereka tidak dapat berkomitmen untuk volume tersebut untuk satu perusahaan, pada saat seluruh rantai pasokan teknologi menghadapi kekurangan komponen, menurut laporan itu.

Mereka menyediakan chip prosesor seluler untuk Oppo, Vivo, dan Samsung juga. Sumber mengatakan bahwa Xiaomi menetapkan tujuan yang jauh lebih agresif untuk pemasok, karena berharap dapat memperluas pasar sebelum saingan lain menyusul, sebagaimana dilaporkan EurAsian Times.

Perusahaan itu juga berharap untuk memesan dan mengamankan lebih banyak suku cadang untuk menghindari gangguan dari kemacetan rantai pasokan saat ini dan kekurangan komponen. Industri teknologi juga mengalami berbagai kekurangan komponen, karena lonjakan permintaan perangkat untuk kerja jarak jauh, pembelajaran jarak jauh, dan hiburan jarak jauh.

Bulan lalu, Presiden Xiaomi Wang Xiang telah mengakui bahwa kekurangan komponen telah mempengaruhi perencanaan perusahaan. Sesuai sumber industri, tidak jelas kapan kendala pasokan akan mereda.

AS telah menyuarakan masalah keamanan terkait teknologi 5G Huawei, yang mengakibatkan Washington melarang perusahaan tersebut mengakses semikonduktor, komponen, atau suku cadang apa pun yang dibuat menggunakan teknologi Amerika.

Sebagaimana ditulis EurAsian Times, pangsa pasar global perusahaan telah menyusut dari 18,6 persen menjadi 14,7 persen, dan pengiriman 22 persen tahun-ke-tahun pada kuartal Juli-September, sesuai IDC. Huawei telah mencoba untuk mengamankan sebanyak mungkin komponen dan suku cadang sebelum larangan AS, yang akhirnya membuat pasokan industri tidak seimbang.

Raksasa teknologi Korea Selatan Samsung tetap berada di puncak pasar smartphone global dengan 47 persen kuartal-ke-kuartal dan 2 persne tahun-ke-tahun. Menurut Counterpoint, perusahaan itu mengirimkan 79,8 juta ponsel selama kuartal ketiga dan memegang pangsa pasar 22 persen. Pada 2019, perusahaan telah mengirimkan 295,1 juta smartphone. [ EurAsian Times]

Exit mobile version