Jernih.co

Kim Yo-jong: Orang Kedua dalam Politik Korea Utara?

Pulikovsky mencatat, ketika ditanya tentang penerusnya, Kim Jong-il menyebut putra-putranya sebagai ‘bodoh bodoh’ dan memuji kecerdasan dan pemahaman politik anak perempuannya

PYONG YANG— Politik dalam negeri negara-negara Komunis yang menutup diri rapat-rapat dari dunia luar, selalu saja menarik diintip. Korea Utara, dalam hal ini tergolong yang paling merangsang keingintahuan karena begitu tertutupnya negara itu.

Kabar terakhir, terjadi perkembangan baru yang kian terkonfirmasi: posisi Kim Yo-jong adik bungsu pemimpin Korea Utara saat ini, Kim Jong Un, kian menguat. Si ragil dari keluarga dinasti penguasa Korut itu disebut-sebut telah menjadi ‘orang kedua’ di Korut, di bawah Jong-un.

Tak hanya dilakukan Prabowo dan Jokowi, dua bersaudara Kim juga berkuda, malah saat musim salju

Yo-jong saat ini merupakan seorang pejabat terpilih Majelis Rakyat Tertinggi. Selama ini Yo-jong disebut-sebut telah memainkan peran penting dalam melindungi penggambaran kakaknya di media massa Korea Utara, sesuatu yang telah menjadi pengalaman sejak keduanya membantu ayah mereka, Kim Jong-il.

Setelah kematian Jong-il, Yo-jong dengan cepat naik pangkat di berbagai posisi penting Republik Demokrasi rakyat Korea (Democratic People’s Republic of Korea- DPRK). Kini Yo-jong menjadi pendukung terpenting Kim Jong-un selama transisi kekuasaan.

Yo-jong selama Olimpiade Pyeongchang 2018, adalah anggota keluarga Kim yang mengunjungi Korea Selatan sejak akhir Perang Korea. Kunjungannya membuka jalan bagi saudara lelakinya Jong-un untuk tiba di Korsel beberapa pekan kemudian. Ia juga dipilih Jong-un untuk menyampaikan belasungkawa atas nama dirinya atas kematian Lee Hee-ho, istri mantan presiden Korea Selatan Kim Dae-jung.

Apalagi dalam momen-momen prestisisu negeri itu. Yo-jong terlihat ikut menyaksikan uji coba rudal nuklir bersama Kim Jong-un. Saat ini secar teratur ia mengunggah kehadirannya di berbagai kesempatan bersama saudara lelakinya itu. Misalnya, kunjungan mereka ke Resor Sumber Air Panas. Belum lama berselang, dia juga digambarkan sedang menunggang kuda bersama Jong-un di Gunung Baekdu — gunung suci dalam mitologi Korea Utara yang dianggap sebagai ‘tempat kelahiran’ dinasti Kim.

Meskipun Yo-jomng telah memegang berbagai posisi berpangkat tinggi, antara lain wakil direktur pertama Departemen Propaganda dan Agitasi (PAD atau Agitprop), kehadirannya dan dipotret di Gunung Baekdu adalah salah satu contoh pertama di mana dirinya telah menjadi idola. Di Korea Utara, hal-hal semacam itu sangatlah dianggap pentimng. Bahkan disebut-sebut, foto Yo-jong di punggung kuda dekat Kim Jong-un itu meniru citra kakek mereka, Kim Il-sung dengan sang istri. Namun, kali ini sebagai gantinya, Yo-jong berada dalam posisi berkuasa.

Masa kecil Kim Yo-jong disebut-sebut sebagian besar berada di luar negeri, terutama Swiss. Namun sebagaimana umumnya di Korea Utara, semua terselubung kerahasiaan. Akibatnya, banyak informasi tentang masa remaja dan pendidikan tinggi yang dilaluinya bersifat spekulatif, berdasarkan kesaksian pengunjung dan pembelot.

Setelah Yo-jong kembali ke Korea Utara pada tahun 2001, detail tentang sekolahnya dan keberadaannya sebagian besar tidak diketahui. Dilaporkan bahwa dia tidak bersekolah setelah kembali ke Korea Utara, dan belajar dari guru privat. Menurut Michael Madden, seorang kontributor utama untuk Korea Utara Leadership Watch, mengatakan, dirinya mencatat bahwa laporan terbaru menunjukkan bahwa Yo-jong belajar ekonomi politik di Universitas Kim Il-sung, 2005 hingga 2008. Dia tidak belajar ilmu komputer, seperti diperkirakan sebelumnya.

Kim Yo-jong, adik Kim Jong-un yang disebut-sebut telah menjadi orang kedua d Korea utara

Madden juga mencatat bahwa Yo-jong mengikuti kelas tanpa kehadiran seorang pengawal. Menariknya, ia tampaknya aktif terlibat dalam olahraga dan kegiatan ekstrakurikuler lainnya dengan siswa lain. Dia dikatakan sangat disukai di antara teman-teman sekelasnya dan dikenal karena sikap ramahnya. Yo-jong kemungkinan telah menjadi anggota Partai Buruh Korea (WPK) sejak setidaknya 2007, dan melakukan berbagai tugas baik untuk bibi maupun ayahnya.

Tahun 2008 menandai tahun Yo-jong terlihat kembali sejak dia meninggalkan Swiss. Ketika dokter Prancis François-Xavier Roux dipanggil ke Korea Utara untuk merawat Kim Jong-il setelah stroke, ia mencatat sering melihat seorang wanita muda yang menyerupai Kim Yo-jong di samping tempat tidurnya.

Pada 2009 ia difoto di Universitas Pertanian Wonsan selama kunjungan dengan ayahnya, saudara lelakinya Kim Jong-un, dan pejabat partai lainnya, termasuk Kim Ki-nam. Selama masa ini Yo-jong diyakini telah berperan dalam membantu rencana kebangkitan Kim Jong-un. Tahun itu merupakan tahun Jong-un diumumkan sebagai penerus Kim Jong-il. Pada 2009 itu juga diyakini bahwa Yo-jong telah mulai bekerja di Komite Sentral Partai (PCC).

Singkatnya, pada 2015 ia telah melampaui jabatan Kim Ki-nam sebagai wakil direktur pertama PAD. Peran itu diambilnya untuk memungkinkannya mempengaruhi rakyat dan media massa seluruh Korea Utara. Yo-jong menjadi salah satu orang termuda yang pernah menjadi wakil direktur. Ayahnya baru dipromosikan ke posisi itu ketika berusia 27 tahun. Dalam peran inilah Yo-jong diyakini telah membuat dampak besar dalam kultus pribadi Kim Jong-un.

Namun demikian Yo-jong punya kelemahan. Baru-baru ini Ken Gause, direktur Research Program pada the Adversary Analytics Program di Center for Naval Analyses (CNA) AS mengungkapkan, dengan berada dalam posisi berkuasa di keluarga Kim, Yo-jong secara tidak sengaja memiliki hubungan dengan tingkat kekuasaan tertinggi di lembaga keuangan negara yang memugkinkannya melakukan apa yang menjadi rumors selama ini: terlibat dalam arus uang kotor yang keluar masuk antar-negara atau ‘illicit finance flows’.  Sejauh mana perannya dalam  hal itu masih kabur. Tetapi kemungkinan karena posisinya dalam mengelola keluarga Kim, dia memainkan beberapa bagian dalam mengawasi transaksi internasional yang secara langsung berhubungan dengan dana tertentu yang membiayai rezim mereka.

Yo-jong menurut beberapa sumber, berperan dalam mengendalikan portofolio investasi utama yang dulu dijalankan bibinya, Kim Kyong-Hui. Penelitian Gause juga menunjukkan bahwa dia mungkin bertanggung jawab untuk membayar kembali sebagian utang yang dikeluarkan di Departemen 54 ketika dijalankan oleh Jang Song-thaek setelah departemen itu dibubarkan.

Yang menarik, dalam laporan khusus yang dirilis NHK pada 2012, Kim Jong-il menganggap Yo-jong sebagai calon penggantinya. Klaim itu dikuatkan Konstantin Pulikovsky, seorang pejabat Rusia yang menemani Kim Jong-il selama perjalanannya tahun 2001 ke Moskow. Ia mengklaim mendiang Jong-il mengatakan kepadanya “’Dari anak-anak saya, Jong-un dan Yo-jong, telah menyatakan minatnya. Saya berencana untuk mendidik dan memilih salah satu dari mereka sebagai penerus saya.

Sebuah karikatur di Korea Utara tentang Yo-jong

Pulikovsky mencatat, ketika ditanya tentang penerusnya, Kim Jong-il menyebut putra-putranya sebagai ‘bodoh bodoh’ dan memuji kecerdasan dan pemahaman politik dari anak perempuannya.

Ada lagi pernyataan dari Dr. Alexandre Mansourov, ajun Profesor di Sekolah Studi Internasional Lanjutan Universitas Johns Hopkins. Ia  mencatat bahwa setelah tiba di Singapura untuk KTT 2018, Kim Jong-un dan Kim Yo-jong berada di pesawat yang berbeda . Pendekatan seperti itu dapat mengindikasikan bahwa seandainya sesuatu terjadi pada Kim Jong-un selama penerbangannya, akan ada setidaknya satu anggota keluarga Kim berpangkat tinggi yang dapat naik. [nationalinterest]

Exit mobile version