Sambil menunjuk bahwa Indonesia—bukan Malaysia—yang dipilih MIT dan Tsinghua, Najib mengatakan bahwa rencana besar menjadikan Malaysia sebagai pusat pembelajaran dunia telah berhenti setelah kejatuhannya dari kekuasaan pada 2018.
JERNIH– Sebuah laporan berita yang dibagikan oleh Najib Razak bahwa Massachusetts Institute of Technology (MIT) membuka kampus bersama dengan universitas Cina terkemuka, Tsinghua, di Indonesia, ternyata palsu. Universitas bergengsi AS itu menyangkal klaim yang dipublikasikan di media Indonesia itu.
Mantan perdana menteri Malaysia itu, dengan mengutip sebuah laporan, mengatakan keputusan oleh MIT dan Universitas Tsinghua untuk mendirikan kampus di Bali menunjukkan bahwa dua universitas terkemuka itu lebih memilih Indonesia daripada Malaysia. Ia menambahkan bahwa itu merupakan kemunduran bagi visi negara itu untuk menjadi pusat pendidikan internasional.
Ia kemudian mengatakan, selama menjabat sebagai menteri pendidikan dan perdana menteri, total ada 11 universitas asing yang mendirikan kampus di Malaysia. “Ratusan ribu siswa Malaysia mendapat manfaat pada saat yang sama, menghemat biaya pendidikan mereka,” kata Najib dalam sebuah posting Facebook kemarin, menambahkan bahwa rencana untuk menjadikan Malaysia sebagai pusat pembelajaran tampaknya telah berhenti setelah kejatuhannya dari kekuasaan pada tahun 2018. .
Najib mengatakan gagasan mantan Perdana Menteri Dr Mahathir Mohamad untuk mendatangkan universitas bergengsi Jepang ke Malaysia, juga tidak pernah mendapat tindak lanjut.
“Saya berharap menteri pendidikan saat ini akan bekerja untuk menarik Universitas Tsukuba dan universitas terkenal dunia lainnya untuk mendirikan kampus di Malaysia sehingga negara dapat melanjutkan aspirasinya untuk menjadi pusat pendidikan internasional dan mengembangkan sumber daya manusianya,” tulis Najib.
Namun MIT membantah laporan tersebut. Menanggapi klaim yang dibuat di media Indonesia, kampus bergengsi AS itu mengatakan tidak pernah menandatangani kerja sama dengan Universitas Tsinghua untuk mendirikan kampus di Bali. Pihak MIT juga menambahkan bahwa kompleks universitas yang dibangun di pulau liburan warga dunia itu tidak ada hubungannya dengan mereka.
Desember lalu, mantan Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, mengatakan kepada pers bahwa universitas teknologi baru sedang dibangun, sebagai hasil kerja sama kedua universitas. Seperti diketahui, Universitas Upaya Indonesia Damai akan diresmikan Presiden Joko Widodo pada pertengahan tahun ini.
Sementara itu, pemeriksaan menunjukkan bahwa MIT telah menjalin beberapa bentuk kerja sama pendidikan di Malaysia dalam pembentukan Asia Business School (ASB), kemitraan antara Bank Negara Malaysia dan MIT Sloan School of Management.
Staf pengajar dan anggota dewan ASB juga terdiri dari akademisi Amerika terkemuka, termasuk presiden pendiri MIT Sloan Charles Fine, Athanasios Orphanides, Richard Schmalensee dan David Schmittlein. [Malaysianow]