Pfizer dan Merck & Co mengumumkan uji coba obat baru COVID-19 yang digunakan secara oral. Obat ini dirancang untuk memblokir aktivitas enzim kunci yang terlibat dalam replikasi virus.
JERNIH–Pfizer Inc dan Merck & Co Inc Rabu (1/8) lalu mengumumkan uji coba baru obat antivirus oral eksperimental mereka untuk COVID-19 saat perlombaan untuk mengembangkan pengobatan yang mudah diberikan untuk penyakit yang berpotensi fatal itu tengah memanas.
Pfizer mengatakan, uji coba tahap pertengahan hingga akhir terbaru akan mendaftarkan 1.140 orang dewasa yang tidak dirawat di rumah sakit yang didiagnosis dengan infeksi virus corona yang tidak berisiko sakit parah. Pasien dalam uji coba akan diberikan pil Pfizer, yang dikenal sebagai PF-07321332, dan ritonavir dosis rendah, obat lama yang banyak digunakan dalam pengobatan kombinasi untuk infeksi HIV.
Obat Pfizer dirancang untuk memblokir aktivitas enzim kunci yang diperlukan saat virus corona berkembang biak.
Merck mengatakan uji coba barunya akan mempelajari obat eksperimental molnupiravir untuk pencegahan COVID-19 di antara orang dewasa di rumah yang sama dengan seseorang yang didiagnosis memiliki gejala infeksi virus corona. Merck dan mitranya Ridgeback Biotherapeutics sudah melakukan uji coba tahap akhir pengobatan pada pasien yang tidak dirawat di rumah sakit untuk melihat apakah hal itu mengurangi risiko rawat inap atau kematian.
Molnupiravir adalah jenis antivirus yang dirancang untuk memasukkan kesalahan ke dalam RNA virus yang pada akhirnya mencegahnya bereplikasi.
Pfizer memulai uji coba berbeda dari PF-07321332 pada Juli lalu, yakni pada orang dewasa dengan infeksi COVID-19 yang berisiko tinggi menjadi sakit parah karena kondisi kesehatan yang mendasarinya, seperti diabetes. Perusahaan itu mengatakan, mereka mengharapkan hasil awal dari studi itu pada musim gugur ini.
Saingan Pfizer dan Merck, bersama dengan farmasi Swiss Roche Holding AG, telah membuat kemajuan paling besar dalam mengembangkan apa yang akan menjadi pil antivirus pertama untuk mengobati, atau mungkin mencegah COVID-19.
Hingga saat ini, obat intravena Gilead Sciences Inc, Veklury, yang secara umum dikenal sebagai remdesivir, adalah satu-satunya pengobatan antivirus yang disetujui untuk COVID-19 di Amerika Serikat.
Roche dan mitra Atea Pharmaceuticals pada bulan Juni mengatakan data awal dari uji coba antivirus oral eksperimental AT-527 menunjukkan bahwa obat itu menurunkan viral load pada pasien yang dirawat di rumah sakit.
Merck mengatakan pada bulan Juni bahwa pemerintah AS setuju untuk membayar sekitar 1,2 miliar dolar untuk 1,7 juta molnupiravir, jika terbukti berhasil dan disahkan oleh regulator. Perusahaan itu mengatakan akan mengajukan otorisasi penggunaan darurat molnupiravir di AS, paling cepat pada paruh kedua tahun 2021.
Juli lalu Pfizer mengatakan, jika uji coba PF-07321332 berhasil, itu akan mengajukan otorisasi penggunaan darurat potensial pada kuartal keempat. [The Jerusalem Post]