Vladislav Surkov, orang di belakang invasi Rusia di Ukraina, diganti
MOSKWA—Ada banyak gelar sindiran yang telah diraihnya selama dipercaya Vladimir Putin. Kardinal abu-abu, Putput’s Rasputin, Master boneka Kremlin, serta sekian banyak lagi yang barangkali belum popular di masyarakat Rusia.
Vladislav Surkov, penasihat paling dekat Presiden Rusia Vladimir Putin, telah mencapai status hampir mistis selama bertahun-tahun menjadi penulis yang mempopulerkan system yang dianut Putin, yang kadang mempermainkan prinsip-prinsip demokrasi untuk menutupi otoritarianisme yang semakin meningkat. Tetapi pada Selasa (18/2) lalu dengan singkat ia dipecat dalam serangkaian perubahan politik yang terjadi, saat Kremlin mempersiapkan apa yang harus dilakukan manakala masa jabatan Putin akan berakhir pada 2024.
Rumor tentang kemungkinan keluarnya Surkov dari lingkaran dalam Putin telah beredar beberapa pekan terakhir, setelah ajudan lama Putin lainnya, Dmitry Kozak, tersadap diminta mengambil-alih pekerjaan Surkov, mengawasi kebijakan Ukraina. Spekulasi ini akhirnya dikonfirmasi dengan dua baris keputusan presiden yang dikeluarkan Selasa lalu.
Surkov diketahui semakin terlibat dalam perselisihan dengan pialang kekuasaan Rusia, dan pada Januari dilaporkan mengundurkan diri karena perbedaan kebijakan yang—menurut Bloomberg, tidak disebutkan. Hal itu memang dibantah Kremlin. “Dia memiliki sedikit ruang untuk mencapai apa pun. Sangat mengejutkan dia tidak pergi lebih awal, “kata Tatiana Stanovaya, pendiri biro konsultan politik ‘R.Politik’ dan seorang akademisi di Carnegie Moscow Center.
Surkov meninggalkan warisan rumit untuk Rusia dan Ukraina, di mana dia telah membangkitkan dan mengatur kelompok separatis di bagian timur negara itu. Dia dianggap sebagai pentolan garis keras di Kyiv, di mana kepergiannya kemungkinan akan disambut gembira di tengah upaya untuk mengurangi konflik di Ukraina timur. Analis regional menyatakan, kondisi tersebut memberikan peluang yang lebih baik dalam hubungan Kyiv-Moskwa.
“Saya pikir Putin merasa cukup nyaman dengan keadaan di Ukraina saat ini,” kata Kurt Volker, yang sebelumnya menjabat sebagai utusan khusus AS untuk proses perdamaian Ukraina.
Dengan bakat sebagai pemain sandiwara, Surkov secara unik cocok dengan peran pengelolaan ‘perang hybrid mikro’ Rusia di Ukraina. Di sana kelompok garda depan, pejuang proksi dan disinformasi digunakan sebagai tabir asap untuk mengaburkan kehadiran pasukan Rusia. Pada 2016, ribuan surel Surkov dirilis oleh seorang peretas Ukraina, mengungkapkan sejauh mana ia terlibat dalam kelompok separatis di Ukraina bagian timur.
Surel tersebut menunjukkan bagaimana pada hari-hari paling awal konflik, Surkov menerima daftar kandidat yang akan ‘dipilih’ untuk pemerintah wilayah pecahan Republik Rakyat Donetsk, dan ia diminta untuk mengedit permohonan yang konon ditulis oleh penduduk di wilayah yang meminta Kyiv menghentikan operasi militer. Surat itu kemudian diterbitkan majalah Russian Reporter dan oleh situs berbahasa Rusia, RT.
Sementara Surkov disebut-sebut sebgai ahli ‘PR Hitam’, penggantinya, Kozak, telah lama menjadi manajer proyek-proyek Putin. Ia dianggap seorang teknokrat pekerja keras yang telah mengawasi beberapa proyek paling ambisius dari masa jabatan Putin, termasuk Olimpiade Musim Dingin Sochi 2014 dan integrasi Krimea setelah dianeksasi pada tahun 2014.
“Substitusi Kozak untuk Surkov merupakan indikasi nafsu makan Kremlin yang semakin besar, ketika Putin mendekati batas masa jabatannya,” kata Andrea Kendall-Taylor, mantan wakil pejabat intelijen nasional untuk Rusia dan Eurasia di Dewan Intelijen Nasional AS. “Tampaknya memang ada preferensi kuat untuk teknokrat dan manajer guna menangani periode yang tidak pasti ini,” kata dia.
Kendall-Taylor menunjuk pada promosi Putin atas Mikhail Mishustin, yang pernah menjadi kepala layanan pajak negara yang tidak jelas tetapi sangat efektif, sebagai perdana Menteri, sebagai contoh utama lainnya.
Kozak juga memiliki hubungan yang sudah ada sebelumnya dengan Andriy Yermak, kepala staf presiden Ukraina yang baru-baru ini ditunjuk, ketika mereka mengawasi pertukaran tahanan antara kedua negara, tahun lalu. Yermak mengatakan kepada TV Ukraina awal bulan ini, bahwa dia melihat Kozak sebagai sebuah peningkatan. “Fakta bahwa mereka berdua dapat berbicara, dapat bertemu, itu hal yang positif,” kata Volker.
Bakat Surkov untuk disinformasi meluas ke gaya negosiasinya. “Dia akan melanjutkan monolog panjang ini. Dia akan mengatakan hal-hal ini yang benar-benar gila dan salah. Dan dia tahu, Anda tahu mereka gila dan salah, tetapi dia tetap akan mengatakannya, “kata Volker, yang bertemu dengan Surkov empat kali dalam perannya sebagai utusan khusus.
Presiden Rusia dan Ukraina bertemu untuk pertama kalinya Desember lalu, sebagai bagian dari upaya untuk memulai kembali perundingan perdamaian, yang bertujuan untuk mengakhiri perang di Ukraina timur, yang telah menewaskan lebih dari 13.000 orang.
Alyona Getmanchuk, direktur lembaga think tank New Europe Center yang berbasis di Kyiv, berhati-hati untuk melihat apakah penunjukan Kozak mewakili perubahan substansi kebijakan Kremlin soal Ukraina. “Ini masih strategi Putin mengarahkan keinginannya di Ukraina,” kata dia. “itu sebabnya kita tidak boleh melebih-lebihkan peran Kozak.” Ia yakin hal itu akan menyebabkan suasana yang tidak terlalu ‘beracun’ untuk negosiasi.
Dipecatnya Surkov menandakan hengkangnya salah satu tokoh paling berpengaruh dan penuh warna di era Putin. Bertugas sebagai wakil kepala administrasi kepresidenan untuk dua masa pertama Putin, Surkov dipandang sebagai sosok yang ada di mana-mana dalam politik domestik Rusia, ‘demokrasi terkelola’ Rusia yang terbentuk di bawah Putin.
Setelah menghabiskan sebagian besar tahun 1990-an bekerja di bidang PR dan periklanan, Surkov memahami kekuatan merek dan dengan hati-hati mengembangkan mereknya. Ia kemudian mendapatkan reputasi sebagai tokoh yang paling banyak dianalisis. Dia menjadi terkenal karena kecintaannya pada puisi, pengetahuan ensiklopedis musik rock Amerika, dan karena itu menyimpan foto rapper Amerika Tupac Shakur di mejanya, di sebelah Putin.
Pada puncak pengaruhnya di tahun 2000-an, Surkov mengendalikan partai-partai politik di parlemen Rusia, merekayasa kelompok-kelompok pemuda pro-Kremlin, mengarahkan kampanye pemilihan umum yang memberikan kemenangan bagi Putin dan sekutunya, dan diyakini juga memainkan peran pemandu pada politik negara itu.
Tetapi bintang Surkov redup oleh protes jalanan selama musim dingin 2012 terhadap kembalinya Putin ke kepresidenan. Dengan peran Surkov sebagai kepala ideologis Kremlin, demonstrasi itu ditafsirkan oleh beberapa orang sebagai tanda erosi sistem yang ia buat. Ada pula dugaan kuat bahwa justru ia berdiri di belakang berbagai demo turun ke jalan saat itu. Teori-teori seperti itu didukung wawancara akhir 2011, saat Surkov yang bekerja untuk Presiden Dmitry Medvedev, mengatakan bahwa mereka yang memprotes pemerintah pantas dihormati dan bahwa pihak berwenang harus ‘menanggapi mereka dengan lebih baik’.
Surkov kemudian dijadikan wakil perdana menteri, sebuah langkah yang dipandang sebagai penurunan pangkat untuk menjauhkannya dari politik dalam negeri. Pada Mei 2013 ia mengundurkan diri dari Kremlin, di tengah spekulasi bahwa ia telah disingkirkan. Tetapi empat bulan kemudian dia kembali, ditunjuk oleh Putin untuk mengawasi daerah yang memisahkan diri yang didukung Rusia di Georgia, yang diakui Moskow sebagai wilayah independen setelah perang singkat dengan Georgia pada 2008.
Meskipun Surkov hilang untuk saat ini, ia mungkin tidak pergi untuk selamanya. “Dia sudah disingkirkan sebelumnya — dia sangat mungkin bisa kembali, dan jika Putin membutuhkannya, dia sudah siap,” kata Kendall-Taylor. [foreignpolicy]