Dugaan terkuat, yang ditempatkan Rusia di perbatasannya dengan Finlandia itu rudal perpeledak nuklir, Iskander
JERNIH—Pemerintah Vladimir Putin diduga telah mengerahkan satu unit senjata nuklir Iskander di perbatasan dengan Finlandia, sebagai pembalasan atas permintaan negara itu untuk bergabung dengan NATO. Hal tersebut diberitakan melalui video oleh situs Israel, Israel National News (7INN), Rabu (18/5).
Dalam video tersebut tampak iring-iringan kendaraan yang diduga sebelum menempatkan senjata nuklir tersebut di perbatasan Rusia-Finlandia.
Sebelumnya, Presiden Rusia, Vladimir Putin, menegaskan negaranya akan merespons jika NATO memperkuat infrastruktur militer di Swedia dan Finlandia, dua negara yang di hari-hari terakhir ini sangat antusias untuk bergabung dengan NATO.
Putin mengatakan hal itu pada 16 Mei lalu, saat menghadiri pertemuan para pemimpin negara-negara anggota Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) di Moskow. Putin mengatakan, permintaan Finlandia dan Swedia untuk bergabung dengan NATO itu tidak menimbulkan ancaman langsung bagi negaranya. Tetapi Moskow akan merespons jika aliansi pimpinan AS itu mendukung infrastruktur militer di kedua negara Nordik tersebut.
“Mengenai perluasan, Rusia tidak memiliki masalah dengan negara-negara ini– tidak ada. Jadi dalam hal ini tidak ada ancaman langsung ke Rusia dari ekspansi [NATO] untuk memasukkan negara-negara ini,” kata Putin kepada para pemimpin aliansi militer mantan negara-negara Soviet, di Istana Grand Kremlin, Senin lalu.
“Tetapi perluasan infrastruktur militer ke wilayah ini tentu akan memancing tanggapan kami,” kata Putin. “Apa (tanggapan) itu? Kita akan melihat ancaman apa yang diciptakan untuk kita,” kata Putin kepada para pemimpin Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), yang mencakup Belarus, Armenia, Kazakhstan, Kirgistan, dan Tajikistan. Pemimpin Rusia itu mengatakan Amerika Serikat menggunakan kemungkinan ekspansi NATO ke arah timur dengan cara “agresif” untuk memperburuk situasi keamanan yang sudah sulit di dunia. Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa selain “kebijakan ekspansi tanpa akhir,” NATO sudah jauh melampaui kewenangan Euro-Atlantik–sebuah tren yang diikuti Rusia dengan hati-hati.
Finlandia pada Ahad (15/5) lalu secara resmi mengumumkan niatnya untuk menjadi anggota NATO meskipun ada peringatan keras dari Rusia. Swedia juga mengikutinya tak lama setelah partai yang berkuasa di negara itu membatalkan penentangannya yang lama terhadap keanggotaan NATO.
Moskow telah lama menyatakan keluhan kepada AS tentang ekspansi NATO ke arah timur, dan mengatakan Washington telah berulang kali mengabaikan kekhawatiran Kremlin tentang keamanan perbatasannya di Barat.
Putin dalam beberapa kesempatan menyebut ekspansi pasca-Soviet dari aliansi NATO ke arah timur menuju perbatasan Rusia itu sebagai alasan untuk operasi militer terbarunya di Ukraina. Kunci dari daftar tuntutan keamanan dari Barat sebelum operasi di Ukraina adalah jaminan bahwa Kyiv tidak akan pernah menjadi bagian dari NATO.
Sebelum Putin berbicara, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov, pada Senin itu juga memperingatkan Barat bahwa mereka tidak akan tahan dengan ekspansi Nordik NATO, merujuk dorongan terbaru oleh Swedia dan Finlandia untuk bergabung dengan aliansi militer yang dipimpin AS itu.
“Itu hanya akan membuat masalah menjadi lebih buruk,”kata Ryabkov. [Israel National News/presstv.ir]