Site icon Jernih.co

Saat Sendok Jadi Simbol Perlawanan Palestina

“Tidak ada yang tidak bisa dilakukan oleh narapidana… dan selalu ada cacat dalam sistem,”kata Mahdawi, yang ditangkap kembali dan kemudian dibebaskan setelah total 19 tahun dipenjara, hanya karena bergabung dalam demonstrasi Intifada.

JERNIH—Saat ini, sendok telah menempati posisi utama bangsa Palestina, selain bendera dan spanduk. Ia telah jadi simbol perlawanan bangsa Palestina melawan zionis Israel. Kejadian ini terekam setelah para tahanan Palestina sukses membobol penjara paling dijaga di Israel, Gilboa, hanya dengan sendok.

Ketika enam militan Palestina melarikan diri melalui terowongan pada 6 September lalu dari penjara Gilboa, rakyat Palestina bersuka cita, tulis France24.  Sebuah tagar  “sendok ajaib” yang kemudian viral di media social menunjukkan bagaimana prestasi gaya Hollywood seperti itu bisa terjadi dan diapresiasi publik.

Namun, apakah peralatan itu benar-benar digunakan atau rencananya sudah matang, fakta sebenarnya belum diketahui.

Pada Rabu (15/9) lalu, pengacara salah satu buronan yang telah ditangkap kembali mengatakan kepada AFP, kliennya, Mahmud Abdullah Ardah, menggunakan sendok, piring, dan pegangan ketel untuk menggali terowongan dari selnya.

Dia mulai mencari jalan keluar dari penjara Israel utara itu pada Desember lalu, kata pengacara, Roslan Mahajana.

Ardah adalah salah satu dari empat buronan yang kemudian ditangkap setelah tentara mengerahkan pasukan ke Tepi Barat yang diduduki, sebagai bagian dari perburuan besar-besaran. Keenamnya dituduh merencanakan atau melakukan serangan terhadap Israel.

Dua pria masih menjadi buronan setelah melarikan diri. Israel sendiri telah memulai penyelidikan atas penyimpangan yang menyebabkan insiden memalukan itu, yang dilihat oleh warga Palestina sebagai “kemenangan”.

“Dengan tekad, kewaspadaan…siasat, dan dengan sendok, adalah mungkin untuk menggali terowongan di mana orang-orang Palestina melarikan diri dan orang-orang dipenjarakan,” kata penulis Sari Orabi di situs Arabi 21.

Kartunis Palestina Mohammed Sabaaneh berujar, pelarian itu telah menimbulkan “humor hitam” dan publik pun mengolok-olok sistem keamanan Israel. Dia telah membuat beberapa gambar yang menampilkan peralatan itu, termasuk yang berjudul “Terowongan Kebebasan”.

Masalah ini juga menimbulkan kekaguman di luar wilayah Palestina, di mana sendok telah dibawa dalam demonstrasi untuk mendukung tahanan yang ditahan oleh Israel, tulis France24.

Di Kuwait, seniman Maitham Abdal memahat tangan raksasa yang menggenggam sendok dengan kuat — “sendok kebebasan”, begitu ia menyebutnya.

Terinspirasi hal yang sama, desainer grafis yang tinggal di Amman, Yordania, Raed al-Qatnani, secara simbolis menggambarkan enam siluet yang menjembatani kebebasan, yang diwakili oleh sendok. Baginya, itu juga membangkitkan berbagai aksi mogok makan yang dilakukan oleh para tahanan Palestina untuk memprotes penahanan mereka.

France24 menulis, di Tulkarem, sebuah kota di Tepi Barat yang diduduki Israel sejak 1967, pelarian itu membawa kembali kenangan bagi Ghassan Mahdawi. Dia dan tahanan lain melarikan diri dari penjara Israel pada 1996 melalui terowongan yang digali bukan menggunakan peralatan dapur melainkan paku.

Dia telah ditangkap karena menjadi anggota kelompok bersenjata selama Intifada Palestina pertama, yang berlangsung hingga awal 1990-an. “Tidak ada yang tidak bisa dilakukan oleh narapidana… dan selalu ada cacat dalam sistem,”kata Mahdawi, yang ditangkap kembali dan kemudian dibebaskan setelah total 19 tahun dipenjara, hanya karena bergabung dalam demonstrasi Intifada.

Dalam pandangannya, pelarian terbaru mungkin telah menggunakan alat selain sendok, yang diperoleh di dalam penjara, untuk melakukan apa yang diimpikan oleh setiap tahanan tetapi hanya sedikit yang dapat diperoleh. “Melarikan diri dari penjara Israel adalah sesuatu yang dipikirkan setiap narapidana,” kata Mahdawi.

Melakukannya dengan sendok, tambahnya, adalah sesuatu yang “akan tercatat dalam sejarah”. [France24]

Exit mobile version