Jernih.co

Sudah Vaksinasi Masih Terpapar Covid-19, Ini Penjelasannya

Ilustrasi vaksinasi massal Covid-19/Setkab

Vaksin mungkin tidak bisa secara 100 persen memproteksi kejadian infeksinya, namun ketika terjadi bisa mengurangi gejalanya, hospitalisasi dan mortalitas.

JERNIH – Banyak pertanyaan muncul mengapa orang yang sudah mendapat vaksinasi bahkan dua kali dosis masih terpapar Covid-19? Apakah vaksin kurang manjur? Ini penjelasannya.

“Ya memang, orang meskipun mendapatkan vaksin yang sama, tentu akan mendevelop secara berbeda dalam sistem imunnya. Masing-masing tubuh berbeda menghasilkan antibody untuk merespons virus,” ujar Prof. Zullies Ikawati, Ph.D., Apt, Guru Besar Farmakologi dan Farmasi Klinik UGM Yogyakarta, dalam sebuah webinar kemarin.

Prof. Zullies Ikawati, Ph.D., Apt

Ia memaparkan, semuanya terkait dengan sistem imun masin-masing individu. Ada orang-orang yang mengalami respons lambat. Orang-orang seperti ini mungkin masih berisiko terhadap infeksi karena walaupun sudah divaksin tapi daya tahannya tidak sebaik orang lain.

Faktor lainnya adalah timing. Misalnya baru mendapatkan vaksin kemarin kok sekarang terkena Covid-19. Untuk yang seperti ini jangan-jangan sebetulnya pada saat vaksinasi, dia sebetulnya sudah terkena virus. “Karena virus itu butuh masa inkubasi, sementara itu untuk mengembangkan kekebalan setelah vaksinasi paling tidak membutuhkan waktu hingga 28 hari. Jadi jangan punya anggapan, udah vaksin sekali maunya aman, ya gak bisa dong.”

Mengurangi Gejala

Yang bikin melegakan, kata Prof Zullies, meskipun terpapar Covid-19, orang yang sudah mendapatkan vaksin akan sangat membantu mengurangi gejala. Vaksin mungkin tidak bisa secara 100 persen memproteksi kejadian infeksinya, namun ketika terjadi bisa mengurangi gejalanya, hospitalisasi dan mengurangi mortalitas. “Ini pengalaman saya. Saya juga melihat di beberapa media seperti itu,” tambah penulis beberapa buku ilmiah dan ilmiah popular ini.

Ia menambahkan, proteksi bagi siapapun termasuk yang sudah mendapatkan vaksin tetap menjadi prioritas. Apalagi virus akan terus berkembang. Mungkin sekarang mungkin baru beberapa varian, bisa jadi nanti akan terus berkembang lebih banyak varian-varian baru lagi.

Saat ini varian delta yang memang berbahaya dan banyak menyerang warga Indonesia. Bahkan saking mudahnya untuk menyebar, varian ini kabarnya juga menginfeksi orang yang menggunakan masker. Apalagi sampai saat ini belum ada obat antiviral yang benar-benar ampuh terhadap Covid, sehingga penjagaan system imun menjadi sangat penting dalam menghadapi paparan Covid-19.

“Makanya menurut saya selain proteksi, juga adalah kesehatan mental. Menurut bahasa saya, iman harus kita tingkatkan. Karena yang namanya terkena virus ini bisa didapat dari mana saja, tetapi ketika kita terkena, kemudian ikhlas, sabar, dan tetap bersemangat, kita akan fighting, insyaAllah kita akan bisa covering terhadap penyakit ini,” tambahnya.

Ia mengingatkan, kalau kita terlalu banyak mikirin varian Covid-19 dan mencari penyebab kenapa terkena virus malah akan mengganggu kesehatan mental. Ujung-ujungnya akan menurunkan imun. “Seringkali kita sudah ketat menerapkan protokol kesehatan, tapi kadang-kadang ada celah, ada titik lengah yang kita tidak mengerti, sehingga bisa terkena,” tambahnya.

Yang penting juga, lanjutnya, adalah tetap mengonsumsi vitamin, mineral, obat herbal, makanan bergizi, istirahat cukup, jangan stres dan gaya hidup yang sehat. Hal ini dapat meningkatkan imun dan menangkal virus. [*]

Exit mobile version