Israel bukanlah negara, mereka adalah koloni para pemukim. Kolonialisme para pemukim (Settler Colonialism) adalah bentuk penjajahan yang berupaya mengganti penduduk asli di kawasan yang diduduki dengan penduduk baru. Inilah “Israel” itu. Palestina adalah negara yang mereka jajah.
JERNIH—Pada akhir 1990-an menjelang tahun 2000-an, banyak beredar buku-buku ringan untuk menjelaskan sesuatu kepada para pemula. Kadang bukan pemula, lebih tepatnya mereka yang baru menemukan perhatian dan focus pada suatu isu, dan buku tersebut menolong mereka untuk menemukan dasar persoalan secara lebih mudah.
Buku-buku itu kadang diberi judul provokatif, seperti “…For Dummies” atau bahkan “ …For Idiots”.
Di bawah ini serenteng percakapan tentang apa sejatinya “Israel”, untuk para “pembaca idiot”.
-Oh, ada orang Kristen di Palestina?
+ Ya, bahkan ada orang Yahudi-Palestina seperti Suku Samaritan yang tinggal di Nablus. Mereka juga ditindas oleh orang-orang “Israel”. Menyebut penderitaan bangsa Palestina sebagai “konflik agama”, itu salah.
-Bagaimana mereka bisa melakukan itu kepada Bangsa Palestina?
+ Karena mereka didukung oleh sesama “Koloni Para Pemukim” (Settler Colony), seperti Amerika Serikat, Australia, Kanada, dan pada bekas penjajah keji seperti Inggris, Prancis, Belgia dan lain-lain. AS setiap tahun memberikan dana bantuan militer kepada “Israel” sebesar lebih dari 3 miliar dolar AS.
-Maksudmu, “Israel” bukan negara?
+Bukan, mereka adalah koloni para pemukim. Kolonialisme para pemukim (Settler Colonialism) adalah bentuk penjajahan yang berupaya mengganti penduduk asli di kawasan yang diduduki dengan penduduk baru. Inilah “Israel” itu. Palestina adalah negara yang mereka jajah.
-Apa tujuan “Israel” untuk menyebut bahwa ini adalah konflik agama?
+Untuk menutupi fakta bahwa mereka (Israel) tidak ada sebelum 1948. Bahwa mereka terbentuk setelah kelompok-kelompok teroris Zionis melakukan pembantaian massal, pembersihan etnis, dan menghancurkan lebih dari 540 kota dan desa Palestina.
-Lalu mengapa banyak orang bilang ini “perang agama” ya?
+Ya wajar saja kalau sebagian orang masih bego. “Israel” selama ini menyebarkan informasi yang salah demi menutupi kenyataan di lapangan. Mereka menutup-nutupi fakta bahwa mereka sejak 1948 telah menduduki tanah bangsa Palestina dan mengusir penduduknya, dengan menyebut bahwa ini “ini adalah konflik agama yang sudah terjadi sejak zaman dulu kala”.
–Apa? Mereka melakukan pembantaian massal dan menghancurkan lebih dari 540 desa dan kota Palestina?
+Ya, merekalah yang membuat jutaan bangsa Palestina mengungsi. Kini jumlah pengungsi Palestina mencapai 7,2 juta orang. “Israel” menolak “hak kembali” bagi para pengungsi itu, meski PBB menyatakan pengungsi berhak kembali ke tanah mereka. Menyebut ini sebagai “konflik agama” artinya mengabaikan hak bangsa Palestina untuk meraih keadilan dan kemerdekaan.
-“Israel” telah membuat 7,2 juta orang Palestina menjadi pengungsi?
+Ya, “Israel” berusaha menutupi ini dengan menyebutnya “konflik agama”. Faktanya, mereka adalah koloni para pemukim (Settler Colony) yang hingga kini masih terus melakukan kolonisasi (pengusiran penduduk asli), lalu menempati tanah dan rumah penduduk asli secara brutal.
-Bukankah akar konflik ini adalah perebutan tanah antara Muslim dan Yahudi?
+Bukan. Sebelum “Israel” dibentuk 73 tahun lalu, orang Kristen, Yahudi dan Muslim di Palestina hidup berdampingan secara damai. Komunitas Kristen Palestina adalah komunitas Kristen tertua di dunia.
-Bukankah orang “Israel” dan Palestina itu bertempur karena agama?
+Mereka bukan “bertempur”. “Israel” adalah penindas dan bangsa Palestina adalah yang ditindas, dan situasi di sana pun bukan perang agama.
-Jika ini bukan perang agama, apa dong?
+Ini bukan “perang”, tapi penjajahan yang dilakukan “Israel”, pembersihan etnis, pendudukan militer dan apartheid. Ketika saya menyebut “Israel” itu adalah sekelompok orang, sekelompok pemukim yang menjajah Palestina. [sumber : @key48return]