Site icon Jernih.co

Yang Tua yang Seharusnya Lebih Banyak Bersepeda

bersepeda, jernih.co,

“Berjalan kaki untuk berolahraga tampaknya tidak “memberikan stimulus fisik yang cukup” untuk menjaga kemampuan orang berjalan dengan mudah seiring bertambahnya usia,” kata Justus Ortega

Oleh   : Gretchen Reynolds

JERNIH— Sebuah studi terbaru menyimpulkan, seiring bertambahnya usia, kita seharusnya melakukan lebih dari sekadar jalan santai, melainkan lebih baik bila sering bersepeda.

Studi tersebut menemukan bahwa orang yang sering berolahraga sepeda dapat berjalan lebih baik dan lebih efisien daripada orang yang olahraga utamanya adalah jalan santai, bahkan jika keduanya pihak yang diperbandingkan itu berolahraga untuk jumlah waktu yang sama. Studi bahkan menunjukkan, ada kalanya porsi dan kualitas olahraga yang dilakukan pun harus lebih ‘serius’.

Secara umum, ilmu olahraga menunjukkan bahwa melakukan kegiatan fisik jauh lebih baik untuk kesehatan dan umur panjang, daripada tidak melakukan apa pun sama sekali. Serangkaian studi epidemiologi menunjukkan, jika pria dan wanita mulai bergerak keluar dari katagori orang-orang yang paling tidak aktif—kasarnya keluar dari katagori pemalas, risiko mereka terkena penyakit kronis dan kematian dini, akan lebih kecil dibandingkan jika seorang pelari maraton menambahkan porsi lari mereka beberapa kilometer sepekan.

Namun banyak yang mempertanyakan, bagaimana campuran ideal dari durasi, intensitas atau jenis latihan, untuk meningkatkan kebugaran dan kesehatan kita? Bisakah dengan hanya sesekali berjalan-jalan memutari blok perumahan, atau haruskah kita terus melakukannya secara rutin dalam jangka waktu yang lebih lama? Atau bahkan, pentingkah untuk sesekali membuat diri kita terengah-engah kepayahan?

Sekelompok ilmuwan olahraga di Universitas Negeri Humboldt California dan Universitas Colorado di Boulder, mulai mempertanyakan tentang jalan kaki santai, juga tentang porsi dan intensitas ideal kegiatan tersebut.

Secara umum, kebanyakan dari kita dapat berjalan sejak kecil dan berharap terus dapat berjalan selama hidup kita. Tetapi studi biomekanik sebelumnya menunjukkan, orang cenderung menjadi pejalan kaki yang secara fisiologis tidak efisien seiring bertambahnya usia, selain menggunakan lebih banyak oksigen untuk berjalan dengan kecepatan yang sama dengan orang yang lebih muda. Dalam istilah praktis, peningkatan ketidakefisienan ini akan membuat berjalan terasa lebih sulit dan lebih melelahkan. Itu yang mungkin mendorong orang tua untuk berjalan lebih sedikit, lebih banyak duduk dan berpotensi menjadi lemah.

Para peneliti berspekulasi bahwa olahraga dapat mempertahankan efisiensi berjalan pada orang tua, meskipun jenis olahraganya tidak jelas. Jadi, untuk sebuah penelitian yang diterbitkan pada 2014 di PLoS One, mereka mengundang pejalan kaki dan pelari sehat yang berusia 65 tahun atau lebih ke lab, dan meminta mereka untuk berjalan di atas treadmill dengan berbagai kecepatan, sambil mengenakan penutup kepala untuk mengukur konsumsi oksigen mereka.

Mereka kemudian membandingkan efisiensi pelari dan pejalan kaki serta memeriksa ulang hasil tersebut dengan data serupa dari eksperimen sebelumnya, yang memperbandingkan mahasiswa dan pensiunan yang tidak aktif. Ternyata pelari yang lebih tua adalah pejalan kaki yang cukup efisien, menggunakan jumlah oksigen yang sama untuk berjalan seperti orang muda. Tetapi pejalan yang lebih tua telah kehilangan satu langkah, secara fisiologis, membutuhkan sekitar 7 sampai 10 persen lebih banyak oksigen untuk berjalan dengan kecepatan yang sama dengan para pelari atau siswa. Angka efisiensi mereka setara dengan pria dan wanita yang lebih tua, yang jarang berolahraga sama sekali.

Sekarang, untuk studi baru, yang diterbitkan Juli lalu di “Journal of Aging and Physical Activity”, para peneliti berangkat untuk melihat apakah olahraga yang berbeda, dalam hal ini bersepeda, mungkin juga mempengaruhi kemudahan berjalan.

Mereka merekrut pengendara yang lebih tua dan pejalan kaki, dan bertanya kepada mereka seberapa keras perasaan mereka saat berolahraga, dalam skala 1 hingga 3, dari yang mudah hingga yang melelahkan.

Intensitas para pejalan kaki yang dilaporkan berada di bawah 2. Sedangkan pengendara sepeda, sebagai kelompok, mendekati 3. Para peneliti juga membawa sekelompok orang muda yang sehat sebagai alat kontrol.

Semua orang kemudian berjalan di treadmill dengan kecepatan hingga sekitar 4 mil per jam sementara para peneliti melacak konsumsi oksigen mereka. Dan, seperti halnya pelari, pengendara sepeda yang lebih tua berjalan dengan baik, efisiensinya sesuai dengan orang muda. Tetapi efisiensi pejalan kaki yang lebih tua ternyata 17 persen lebih rendah.

“Berjalan kaki untuk berolahraga tampaknya tidak “memberikan stimulus fisik yang cukup” untuk menjaga kemampuan orang berjalan dengan mudah seiring bertambahnya usia,” kata Justus Ortega, seorang profesor di Universitas Negeri Humboldt, yang ikut menulis kedua penelitian tersebut. Berlari dan bersepeda dikaitkan dengan berjalan kaki yang lebih efisien daripada berjalan kaki biasa.

Studi tersebut tidak menyelidiki bagaimana bersepeda atau berlari dapat memengaruhi efisiensi berjalan orang. Tetapi Dr. Ortega mengatakan, dia dan rekan-rekannya menduga bahwa aktivitas yang lebih berat meningkatkan kesehatan dan fungsi mitokondria di dalam sel otot dengan cara yang tidak dilakukan oleh jalan santai. Mitokondria memengaruhi cara sel membuat dan memanfaatkan energi. Mitokondria yang lebih sehat harus berkontribusi pada gerakan yang lebih efisien.

Tentu saja, penelitian ini adalah gambaran tunggal dari kehidupan orang-orang, dan tidak menunjukkan bahwa berlari atau bersepeda secara langsung menyebabkan orang menjadi pejalan kaki yang efisien. Mereka juga tidak melihat orang paruh baya dan apakah jenis olahraga yang berbeda dapat memengaruhi seberapa baik orang berjalan nantinya.

Tetapi Dr. Ortega mengatakan, dia yakin temuan studi ini dapat menjadi peringatan dan dorongan, dan menunjukkan bahwa, meskipun aktivitas fisik apa pun bermanfaat, sedikit mendorong diri sendiri sekarang mungkin menghasilkan manfaat yang langgeng bagi kesehatan dan mobilitas. Jadi, jika saat ini Anda berjalan-jalan untuk berolahraga, katanya, mungkin bagus bila sesekali pertimbangkan bersepeda atau jogging, jika memungkinkan. Atau tambahkan jalan ke perbukitan sebagai rute jalan santai Anda. Atau, setidaknya untuk satu atau tiga blok, berlarilah pada saat jalan santai. [The New York Times]

Exit mobile version