- Setelah sindikat kejahatannya terbongkar, Alice Guo lari ke Malaysia, Singapura, dan Indonesia.
- Selasa 3 September pukul 11:58 WIB, Alice Guo mengakhiri petualangannya di Tangerang.
JERNIH — Alice Guo, bos kejahatan Tiongkok yang beroperasi di Filipina sebagai walikota Bamban, Rabu 4 September ditangkap di Tangerang.
“Perkembangan ini telah diverifikasi rekan-rekan kami di imigrasi, yang telah mengkonfrimasi bahwa Alice Guo saat ini berada di tahanan Kepolisian Indonesia,” demikian pernyataan Departemen Kehakiman Filipina seperti dikutip Manila Times.
Alice Guo, atau Guo Hua Ping, ditangkap Selasa 3 September pukul 11:58 dan kini berada di tahanan Unit Jatanras Mabes Polri.
Menteri Kehakiman Filipina Jesus Crispin Remulia mengatakan penangkapan Guo adalah bukti upaya tak kenal lelah lembaga penegak hukum dan kekuatan kerja sama internasional membawa buronan ke pengadilan.
“Kami akan memastikan semua proses hukum diikuti untuk meminta pertanggung-jawaban atas kejahatan apa pun yang dilakukan,” kata Remulia.
Guo dicari senat Filipina karena menolak menghadiri penyelidikan Kongres atas dugaan kejahatan. Ia membanta semua tuduhan, dan melarikan diri.
Presiden Filipina Ferdinand ‘Bongbong’ Marcos sempat bertanya-tanya bagaimana Guo melarikan diri. Jika lewat jalur resmi, petugas imigrasi akan mencatat kepergiannya.
Guo didug lari dengan perahu. Ia dikabarkan sempat singgah di Malaysia, mengunjungi kedua orang tuanya di Singapura, dan nyeberang ke Batam dengan perahu kecil.
Cassandra Ong, satu rekannya, ditangkap lebih dulu pekan lalu. Ong memberi tahu polisi Filipina bagaimana Guo melarikan diri.
Alice Guo disebut-sebut warga Tiongkok bernama Guo Hua Ping. Ia membantah tuduhan itu, dan menyebut dirinya warga asli Filipina keturunan Tionghoa.
Namun banyak sumber mengatakan Guo Hua Ping datang ke Filipian pada usia 12 tahun, dan tidak mahir berbahasa Tagalog. Ia melulu menggunakan Bahasa Inggris dan Mandarin.
Ia terjun ke politik dan terpilih sebagai walikota Bamban. Dari kantor walikota, Guo menjalankan sindikat kejahatan yang bermarkas tepat di depan kantor walikota.
Guo mengubah Bamban menjadi zona semua kejahatan, mulai dari perdagangan manusia, penipuan online, judi online, dan lainnya. Namun, kiprahnya sebagai penjahat dan walikota berakhir setelah kepolisian Filipina menggrebek markas sindikat kejahatannya.
Dewan Anti Pencucian Uang Filipina (AMLC) mengatakan Guo — bersama 35 orang lainnya — melakukan pencucian uang 100 juta peso, atau Rp 27 miliar, hasil kejahatan.