- Kritik Rahul Gandhi mengacu pada Adolf Hitler, pemimpin Nazi yang mengangankan kemurnian ras.
- Nazi memang pernah mengirim tim ke India dan Tibet untuk meneliti ras Arya.
JERNIH — Sebuah artikel yang diterbitkan surat kabar New Indian Express memicu perdebatan sengit karena mengklaim pemerintah PM Narendra Modi berharap memperoleh alat tes DNA untuk melacak ‘kemurnian ras’.
Rahul Gandhi, anggota Partai Kongres, menulis di Twitter; “Terakhir kali sebuah negara memiliki kementerian kebudayaan yang mempelajari kemurnian ras tidak berakhir dengan baik. India menginginkan keamanan kerja dan kemakmuran ekonomi, bukan kemurian ras.”
Serangan terselubung Gandhi terhadap PM Narendra Modi mengacu pada Adolf Hitler dan pandangan Nazi-nya tentang kemurnian ras. Sebuah pandangan yang mengakibatkan penganiayaan dan pembunuhan massal jutaan orang Yahudi.
Namun Gandhi tidak mengklarifikasi lebih jauh tentang pandangannya. Ia juga tidak lagi menulis apa pun di Twitter.
Artikel itu melaporkan Kementerian Kebudayaan India mengalokasikan 100 juta rupee, atau Rp 18,7 miliar, untuk proyek kita dan peralatan profil DNA demi membangun sejarah genetik India.
Laporan lain menyebutkan Kementerian Kebudayaan sedag dalam proses memperoleh serangkaian kit profil DNA dan mesin canggih untuk melacak kemurnian ras India.
Sekretaris Kementerian Kebudayaan Govind Mohan juga mengadakan pertemuan dengan arkeolog terkenal Profesor Vasant S Shinde, ilmuwan senior, dan beberapa sarjana.
“Kami ingin melihat bagaimana mutasi dan percampuran gen pada populasi India terjadi selama 10 ribu tahun terakhir,” kata Pro Shinde.
Jairam Ramesh, seorang anggota parlemen senior Partai Kongres, mengkritik program ini dengan menyebutnya langkah jahat pemerintah federal.
“Tidak ada yang lebih jahat daripada keputusan Kementerian Kebudayaan memperoleh mesin profil DNA untuk menetapkan sejarah genetik dan menelusuri kemurnian ras India,” tulis Ramesh di Twitter. “Sejarah genetik adalah satu hal, tapi kemurnian ras?”
Asaduddin Owaisi, anggota parlemen dari Partai All India Majlis-e-Ittehadul Muslimeen, menulis; “Itu gagasan Nazisme.”
Orang India modern, masih menurut Owaisi, adalah hasil migrasi. Terlepas dari keturunan, lanjutnya, kita semua adalah warga India hari ini.
“Daripada ngurusin masa lalu, PM Modi harusnya mengurusi masalah sekarang. Pemuda India menatap masa depan suram. Hanya satu ideologi yang terobsesi kemurnian ras, yaitu Nazisme.
Penulis terkenal Anand Ranganathan mengatakan; “Ras bukan konsep ilmiah, kemurnian apalagi.”
“Tidak hanya 8 miliar manusia 99 persen identik secara genetik, tapi genom manusia modern juga merupakan campuran DNA primata, tumbuhan, bakteri, parasit, dan virus,” lanuut Ranganathan. “Jadi, hanya orang bodoh yang menggabungkan penyelidikan leluhur dengan kemurnian ras.”
Niraj Rai, kepala kelompok laboratorium DNA kuno di Birbal Sahni Institute of Palaeosciences Lucknow, mengatakan kemurnian ras bukan suatu hal dan ras bukanlah konteks yang didukung secara biologis.
Menurutnya, konsep kemurnian ras telah menjadi alat bagi politisi untuk menyebarkan rasisme dan tidak boleh digabungkan dengan keturunan genetik.
Pertanyaannya jika PM Modi disebut New Hitler, siapa di pemerintahan India yang layak disebut New Himmler?
Heinrich Himmler adalah pentolan Nazi dan penggagas kemurnian ras Arya. Ia mengirim tim peneliti ke perbatasan India-Tibet karena percaya ras Arya mencapai kawasan ini dari Nordic, dan melakukan kesalahan dengan menikahi wanita lokal.