- Tidak ingin kalah kali kedua di Tawang, India kerahkan semua senjata ke wilayah ini.
- Tawang bermakna historis bagi Cina dan India.
- Dari sini Dalai Lama melarikan diri ke India.
- Tahun 1962, pasukan India yang tidak siap dipukul mundur Cina.
JERNIH — India mengerahkan hampir seluruh senjata buatan AS yang baru dibeli ke sepanjang perbatasan dengan Cina di Pegunungan Himalaya, sebagai bagian menahan agresivitas Beijing.
Bloomberg menulis penumpukan senjata terjadi di Dataran Tinggi Tawang, yang berbatasan dengan Bhutan dan Tibet, tepatnya di sebidang tanah yang diklaim Cina tapi dikendalikan India.
Bagi India dan Cina, Tawang bermakna politik dan militer historis. Tahun 1959, Dalai Lama melarikan diri ke India, melintasi gunung terdekat untuk menghindari operasi militer Cina. Tiga tahun kemudian kedua pihak berperang di wialyah ini.
Kini, India menempatkan hilikopter Chinnok, howitzer, senapan ultra ringan serta rudal jelajah supersonik buata dalam negeri, serta sistem pengawasan tercanggih untuk mendukung pasukan India di wilayah yang berbatasan dengan sebelah timur Tibet.
Personel India mengawal sekelompok wartawan melalui wilayah itu pekan lalu, untuk memperlihatkan kemampuan ofensif negara itu. Komandan Angkatan Darat Timur Letjen Manoj Pande mengatakan sepatu bot, baju besi, artileri, dan dukungan udara sedang digabungkan untuk membuat pasukan gesit, ramping, brutal, sehingga dapat menggunakannya lebih cepat.
Korps Serang Gunung sepenuhnya dioperasionalkan. Semua unit, termasuk unit tempur dan pendukung, diaktifkan dan dipersenjatai.
Frustrasi
Rajeswari Pillai Rajagopalan, direktur Pusat Keamanan, Strategi, dan Teknologi di Observer Research Foundation di New Delhi, mengatakan penumpkan senjata di perbatasan menunjukan betapa India frustrasi dengan kurangnya kemajuan pembicaraan dengan Cina.
“Tidak banyak harapan sengketa diselesaikan dalam waktu dekat,” kata Rajeswari. “Itulah mengapa India perlu membangun kemampuan dan infrastrukturnya di perbatasan dan mendapatkan lebih banyak senjata dari AS.”
Yang memperkeruh keadaan adalah Cina mengesahkan UU Perbatasan, yang disebut Beijing sebagai standar terpadu untuk memperkuat manajemen perbatasan.
Wang Wenbin, juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, merespon peringatan India dengan mengatakan; “Spekulasi yang tidak semestinya.”
Sebagian besar pasukan India bergerak ke timur, tempat formasi 30 ribu pasukan India dikerahkan selama satu tahun terakhir. PM India Narendra Modi prihatin dengan terulangnya pertempuran sengit 1962 di Himalaya, ketika Cina mengambi alih Tawang.
Saat itu pasukan India tidak siap menghadapi serangan Cina, dan harus mundur. Bunker dan tugu peringatan perang masih terlihat di satu-satunya jalan yang menghubungkan Tawang dengan wilayah di bawahnya.
Menghantam Cina
Kini, India ingin menggunakan Tawang untuk menghantam Cina jika perlu. Seorang komandan pasukan India mengatakan Tawang sangat penting bagi pertahanan India, karena perbatasan yang membentang ke timur menuju Myanmar tidak dijaga dengan baik.
“Koridor sempit yang melewati Bhutan, Nepal, Bangladesh, menampung jaringan pipa gas dan rel kereta api yang menghubungkan India tengah ke timur laut, adalah perhatian kritis,” kata komandan senior itu.
Opsi ofensif India di sepanjang dataran tinggi Tawang, yang berada di tengah-tengah wilayah itu, memungkinkan India melawan Cina saat terjadi peningkatan aktivitas militer.
Jenderal Pande mengatakan ada peningkatan kecil dalam patroli Cina di sektor timur, di sepanjang Garis Kontrol Aktual (LAC) yang disengketakan.
LAC dijaga Cina dan India. Jenderal Pande mengatakan skala dan durasi latihan pasukan Cina meningkat sejak kebuntuan di Ladakh tahun lalu. India kini memiliki pasukan yang memadai di wilayah itu.