JAKARTA-Tahun-tahun sebelumnya para kepala daerah senang bila warganya mudik dari perantauan saat Lebaran, karena hal tersebut berpengaruh pada perekonomian di daerahnya. Bahkan ada kepala daerah yang sengaja menjemput calon pemudik.
Namun untuk tahun ini justru beberapa kepala daerah khawatir jika para perantau, terutama perantau yang berasal dari zona merah wabah Covid-19, bermaksud mudik.
Meskipun waktu lebaran masih lama, saat ini mereka mulai menghimbau agar warganya tidak mudik dengan pertimbangan jangan sampai mereka membawa wabah Convid-19 ke kampung halamannya.
Berikut beberapa kepala daerah yang telah imbau warganya tak mudik saat ini. Data diambil dari berbagai sumber media. Diperkirakan dalam waktu dekat semakin banyak kepala daerah yang akan melarang warganya mudik untuk menekan penularan Covid-19 di wilayahnya.
Gubernur Jawa Tengah
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, telah bertemu untuk membuat kesepakatan larangan mudik selama pandemi Covid-19.
“Kemarin saya sudah berkoordinasi dengan Pemda DKI dan Gubernur Jawa Barat. Selanjutnya saya akan koordinasi dengan Gubernur Jawa Timur. Kita buat kesepakatan bersama untuk melarang warga pulang ke daerah asal,” kata Ganjar lewat akun Instagram resmi @ganjar_pranowo, Jumat (27/3) malam
Ganjar bahkan memanfaatkan media sosial dan televisi untuk menyampaikan himbauannya agar warga Jateng tidak mudik.
“Jika panjenengan sayang sama keluarga di kampung, jika panjenengn semua pingin keluarga tetep sehat lan slamet, urungkan niat untuk pulang kampung. Tidak usah pulang kampung,” katanya dalam himbauan itu. Ganjar juga meminta maaf karena mempersulit aturan mudik bagi warga Jateng.
Gubernur Jawa Barat
Hal serupa dilakukan juga oleh Emil, panggilan akrab Ridwan Kamil. Ia juga imbau warga Jabar yang tinggal atau bekerja di Jakarta untuk tidak pulang kampung atau mudik untuk sementara waktu.
“Saya imbau semua warga yang ditinggal bekerja di Jakarta untuk tidak mudik,” kata Emil, dalam konferensi pers di Gedung Pakuan, Jalan Otista, Kota Bandung, Selasa (24/3/2020).
Emil khawatir, mereka akan berpotensi sebagai Orang Dalam Pemantauan (ODP) mengingat Jakarta sebagai sumber pandemi Covid-19 di Indonesia.
“Karena sumber pandemi di Indonesia itu mayoritas ada di Jakarta. Kalau anda-anda pulang sebelum rapid tes dilaksanakan anda punya potensi sebagai ODP karena punya potensi dihitung datang dari sebuah wilayah yang tingkat sebarannya banyak yang masuk kategori diwaspadai,”.
Gubernur DKI Jakarta
Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, juga meminta kepada warganya untuk tidak keluar meninggalkan Jakarta dalam kondisi seperti sekarang ini. Sebab berpotensi membuat wabah Covid-19 menyebar kemana-mana. Terlebih Jakarta masuk kategori zona merah [enyebaran Covid-19.
Anies meminta masyarakat tidak hanya memikirkan kepentingan diri mereka saja, tetapi memikirkan kepentingan masyarakat secara keseluruhan.
“Jangan tinggalkan Jakarta demi kebaikan seluruh masyarakat, kita bukan mikirkan diri sendiri tapi seluruh masyarakat,”, kata Anies, kamis (26/3/2020)
Gubernur Jawa Timur
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengimbau warganya tidak melakukan tradisi pulang kampung alias mudik.
“Jadi, seperti yang di Jakarta tetap tinggal di rumah saja. Jangan mudik. Karena harus tetap saling melindungi kesehatannya. Jika semua terlindungi, dia harus terlindungi, keluarganya juga harus terlindungi,” tutur Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Sabtu 28 Maret 2020.
Gubernur DI Yogyakarta
Dalam bahasa yang dikemas halul, Gubernur DI Yogyakarta,Sri Sultan Hamengku Bowono, mengimbau masyarakat Yogyakarta yang berada di perantauan agar tidak melakukan mobilitas tinggi dan tetap berada di tempat masing-masing.
“Jadi semua bukan masalah boleh pulang, boleh tidak, tapi bagaimana mereka berada di tempat masing-masing. Coba tinggal sementara dua minggu sambil memeriksakan kalau ada yang kesehatannya menurun,” kata Sultan, Sabtu (28/3/2020)
Gubernur Sumatra Selatan
Gubernur Sumatra Selatan, Herman Deru, bahkan jauh hari telah
mengimbau warganya untuk tidak melakukan pulang kampung atau mudik saat lebaran
sebagai upaya mencegah penyebaran virus Covid-19 tidak meluas ke wilayah lain
di Sumsel.
“Saya meminta kesadaran masyarakat sendiri
untuk menahan diri untuk tidak mudik agar mengurangi risiko penyebaran virus
korona ini tidak meluas,” kata Herman di Palembang, Jumat, 27 Februari
2020.
Herman juga menginstruksikan seluruh Bupati
serta Wali Kota 17 Kabupaten/Kota di Sumsel waspada kedatangan pemudik dari
luar Sumsel yang sudah terpapar Covid-19 dan cepat melakukan tindakan jika ada
pemudik dari luar wilayah Sumsel yang terpapar Covid-19.
Walikota Tegal
Walikota Tegal Dedy Yon Supriyono, yang punya banyak warga merantau diberbagai daerah, beberapa hari lalu telah menghimbau agar perantau asal Tegal, untuk tahun 2020 ini tidak mudik.
Dedy menyampaikan alasannya permintaannya ini demi keselamatan keluarga maupun warga Kota Tegal seluruhnya dari penyebaran wabah Covid-19.
“Kalau sayang dengan keluarga, kami imbau untuk tidak mudik tahun ini,” katanya dalam himbauan itu.
Bupati Tegal
Senada dengan Walikota Tegal, Bupati Tegal Umi Azizah, (28/3/2020), yang warganya kebanyakan merantau buka warung Tegal di perantauan, juga meminta seluruh warganya yang merantau di kota besar untuk tidak pulang ke kampung halaman saat Lebaran nanti.
Ia juga mengkhawatirkan penularan Covid-19 jika warganya dari daerah zona merah pulang mudik. Ia juga minta warganya di perantauan menunda kepulangan sampai wabah Covid-19 ini bisa dikendalikan.
Walikota Musi Banyuasin
Meskipun di wilayahnya angka pasien Covid-19 sangat kecil, namun Walikota Musi Banyuasin (Muba) Dodi Reza Alex telah mengeluarkan himbau kepada warga Muba yang merantau untuk menunda dulu pulang kampung. Terlebih bagi mereka yang merantau atau bekerja di daerah yang terjangkit Covid-19.
“Sebaiknya jangan pulang kampung terlebih dahulu, ini juga memprotect keluarga kita di kampung masing-masing,” imbau Dodi Reza. 28/3/2020
Dodi memberi solusi tetap bersilahturahmi dengan menggunakan Handphone
“Teknologi saat ini sudah sangat canggih, kalau ingin silaturahmi dan memastikan keluarga dengan keadaan sehat kan bisa melalui akses video call dan berkomunikasi lewat telepon seluler,”.
Terhadap warganya yang sudah terlanjur mudik, Dodi mewajibkan mereka menjalankan protokol kesehatan terangnya.
Staf
Khusus Menteri Dalam Negari (mendagri), Kastorius Sinaga melalui siaran pers di
Jakarta, Kamis (26/3) mengatakan, Mendagri Tito Karnvian mengapresiasi langkah
dan pendekatan sejumlah Pemerintah Daerah yang mengimbau warganya agar menunda
mudik Lebaran tahun ini.
Menurut Kastorius, imbauan warga menunda mudik untuk mengurangi risiko
penularan Covid 19 selaras dengan keinginan Medagri.
(tvl)