- Pesawat tempur generasi 4,5 ini dirancang 23 insinyur Indonesia.
- Nama Indonesia tak lagi disebut setelah tidak ada kepastian soal pembayaran biaya pengembangan.
JERNIH — Korea Selatan (Korsel) berencana menguji terbang KF-21 kali kesekian untuk mencapai kecepatan supersonik. Pers Korsel tidak lagi menyebut nama Indonesia.
Mengutip sejumlah sumber, kantor berita Yonhap dan Korea Times memberitakan uji coba akan digelar bulan ini jika cuaca memungkinkan dan akan menjadi tonggak penting dalam pengembangan pesawat profil tinggi.
Korea Aerospace Industries Ltd (KAI) mengatakan mengamankan kemampuan supersonik adalah bagian utama pengembangan. Diharapkan sistem avionik bekerja dengan lacar
Sumber di KAI yang dikutip Yonhap mengatakan tanggal pasti uji terbang tidak diketahui karena dapat diundur akibat ketidak-pastian cuaca.
Kamis 5 Desember sore prototipe ketiga KF-21 melakukan terbang perdana, yang menandai kemajuan proyek jet tempur kelas atas. Otoritas pengujian melakukan sekitar 2.000 uji terbang hingga Februari 2026.
Diluncurkan tahun 2015, KF-21 adalah proyek bernilai 8,8 triliun won kerjasama Korsel dan Indonesia untuk membuat jet tempur generasi 4,5 yang akan menggantikan jet F-4 dan F5. Sebanyak 23 insinyur Indonesia terlibat dalam proyek ini.
Dalan naskah kerja sama disebutkan Indonesia menanggung 20 persen biaya pengembangan, sekitar 1,6 triliun won atau Rp 18 triliun dengan imbalan sejumlah pesawat yang diproduksi TNI AU dan alih teknologi.
Indonesia gagal membayar sisa kewajiban sebesar 800 miliar won, atau Rp 9,1 triliun, dengan alasan keuangan. Setelah perjalanan Presiden Joko Widodo ke Korsel, yang tak membahas soal sisa pembayaran, pers Korsel tak lagi menulis nama Indonesia dalam setiap berita soal KF-21.