“Kita harus bersungguh-sungguh untuk mengubah kebijakan kita dari kebijakan belanja pertahanan menjadi investasi pertahanan”
JERNIH – Memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-75 TNI, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan TNI pada menggunakan anggaran untuk tidak hanya belanja alat utama sistem pertahanan (alutsista) saja. Melainkan memulai investasi di bidang pertahanan, sehingga tidak mengalami ketergantungan impor dalam memenuhi kebutuhan militer.
“Kita harus bersungguh-sungguh untuk mengubah kebijakan kita dari kebijakan belanja pertahanan menjadi investasi pertahanan,” ujar Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (5/10/2020).
Kebijakan investasi pertahanan, lanjut dia, mengharuskan adanya perencanaan jangka panjang yang sistematis dan pelaksanaan rencana yang konsisten.
Karena itu, dirinya optimistis TNI akan menjadi kekuatan perang modern yang dapat mengikuti perkembangan kemajuan teknologi.
“Hanya melalui investasi pertahanan jangka panjang yang terencana, TNI akan mampu menjadi kekuatan perang modern yang mengikuti perkembangan teknologi termaju,” kata dia.
Sekadar diketahui, pada APBN 2021, anggaran Pertahanan mencapai Rp137 triliun. Anggaran tersebut merupakan yang terbesar kedua setelah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Anggaran sebesar itu bakal digunakan untuk tujuh program, di antaranya:
1. Program penggunaan kekuatan sebesar Rp4,4 triliun,
2. Profesionalisme dan kesejahteraan prajurit Rp11,42 triliun.
3. Kebijakan dan regulasi pertahanan Rp35,4 miliar,
4. Modernisasi alutsista, non-alutsista, dan sarpras pertahanan Rp42,65 triliun,
5. Pembinaan sumber daya pertahanan Rp1,6 triliun.
6. Riset, industri, dan pendidikan tinggi pertahanan Rp543,8 miliar.
7. Dukungan manajemen sebesar Rp76,28 triliun. [Fan]