Site icon Jernih.co

Konflik Kashmir: Seorang Bocah ‘Dipaksa’ Berfoto Di Atas Mayat Kakeknya

Srinagar (India)—Ratusan  orang di Kashmir, India, melakukan protes pada hari Rabu (1/7/2020). Mereka menuduh pasukan pemerintah membunuh seorang pria dalam sebuah serangan pemberontak yang juga menyebabkan seorang anggota polisi tewas.

Pemberontak melepaskan tembakan dari loteng masjid di kota Sopore. Hal itu memicu pertempuran dengan pasukan keamanan, kata juru bicara polisi paramiliter Junaid Khan, seperti dilaporkan AFP.

Korban bernama Bashir Ahmed Khan. Pihak keluara mengatakan dia diseret keluar dari mobilnya setelah pertikaian dan ditembak mati oleh pasukan paramiliter.

Cucu lelakinya yang berusia tiga tahun, yang bepergian bersamanya, kemudian “dipaksa” duduk di atas dada kakeknya yang tak bernyawa itu untuk kemudian dipotret.

“Penduduk setempat mengatakan bahwa dia (Khan) dibawa keluar dari mobilnya dan ditembak mati oleh pasukan,” kata Farooq Ahmed, keponakan lelaki korban.

“Mereka memberi tahu kami bahwa seseorang berseragam kemudian meletakkan anak itu di dadanya ketika dia terbaring mati di jalan dan mengambil foto,” imbuhnya.

Foto anak yang duduk di tubuh kakeknya yang sudah meninggal secara luas dibagikan di media sosial.

Juru bicara paramiliter mengatakan tuduhan itu “tidak berdasar”. Polisi juga membantah klaim tersebut, dengan mengatakan tindakan hukum akan diambil untuk “laporan dan desas-desus palsu”.

“Tidak ada pembalasan dari pasukan keamanan,” kata Kepala Kepolisian Kashmir Vijay Kumar.

Ratusan orang berkumpul di pemakaman pria itu di dekat kota utama Srinagar sambil berteriak “Kami menginginkan kebebasan” dari pemerintahan India.

Pasukan pemerintah telah mengintensifkan operasi kontra pemberontakan terhadap pemberontak separatis sejak lockdown akibat virus corona diberlakukan di India pada bulan Maret.

Sejak Januari tahun ini, setidaknya 229 orang telah tewas selama lebih dari 100 operasi militer di seluruh Kashmir yang dikelola India, termasuk 32 warga sipil, 54 pasukan pemerintah dan 143 pemberontak, menurut Koalisi Masyarakat Sipil (JKCCS), sebuah kelompok hak asasi manusia.

Konflik di Kashmir, wilayah di sebelah utara India, telah terjadi sejak Perang India-Pakistan pada 1947 hingga sekarang. Persengketaan wilayah tersebut melibatkan setidaknya tiga pihak: pemerintah India, pemerintah Pakistan, dan geriliyawan Kashmir yang dipandang New Delhi sebagai pemberontak.

Para geriliyawan telah berperang melawan pemerintah India di wilayah Himalaya selama lebih dari tiga dekade untuk mendukung tuntutan kemerdekaan atau merger dengan Pakistan yang juga mengendalikan sebagian wilayah yang disengketakan.

India menuduh Pakistan mempersenjatai dan melatih pemberontak. Sementara Islamabad membantah tuduhan itu. [ ]

Exit mobile version