- Luka Modric, menurut pengamat, melepas umpan ‘tidak nyata’.
- Yang dilakukan Modric bukan sepak bola, tapi seni.
JERNIH — Striker Karim Benzema menjadi arsitek kebangkitan Real Madrid saat menghadapi Chelsea di leg kedua perempat final Liga Champions. Luka Modric memperlihatkan kemampuannya sebagai seniman sepak bola.
Setelah tertinggal tiga gol sampai menit ke-75, Benzema meneror pertahanan Chelsea di menit-menit berikut. Menit ke-80, Modric mengirim umpan yang hanya bisa dilakukan pemain tengah dengan skill tinggi.
Ia melepas umpan dengan bagian luar kaki kanan. Bola melesat, melambung, ke jantung pertahanan Chelsea, dan Rodrygo menyambut dengan tembakan first time.
Gol itu membuat agregat 4-4, dengan Chelsea dan Real Madrid sama-sama mencetak tiga gol tandang. Akibatnya, laga harus dilanjutkan dengan perpanjangan waktu.
Menit ke-96 Benzema mencetak gol yang menentukan langkah Real Madrid lolos ke perempat final Liga Champions.
Modric, menurut komentator pertandingan, membuat assist nyaris ‘tidak nyata’ yang membuat pemain belakang Chelsea kesulitan mengantisipasi.
“Assist Luka Modric itu harus dipamerkan di museum. Itu bukan sepak bola. Itu seni,” kata Fabrizio Romano, pakar sepak bola, di Twitter.
Rio Ferdinand, legenda Manchester United, berdecak kagum cukup lama. “Saya nggak tahu harus berkata apa untuk mengomentari umpah Modrid,” katanya.
“Saya hanya bisa berteriak; Luka……Sungguh fenomenal,” lanjut Ferdinand.
Fans Real Madrid menyebut Luka Modric sebagai gelandang terbaik dalam sejarah klub. Ada yang membandingkan Modric dengan Lionel Messi, Zinedine Zidana, dan Andres Iniesta.