- Fans Maroko akan menguasai sepertiga kursi Stadion Al Bayt.
- Prancis khawatir terjadi kerusuhan pasca pertandingan, siapa pun yang menang.
JERNIH — Suasana bertolak belakang diperlihatkan dua semifinalis Piala Dunia 2022. Di Rabat, pemerintah Maroko menebar 13 ribu tiket gratis. Di Paris, Prancis akan menggelar 10 ribu polisi untuk mengamankan situasi pasca laga.
Fans Maroko akan melakukan perjalanan dengan 30 penerbangan promosi Royal Air Maroc. Sebelumnya, maskapai penerbangan plat merah Maroko ini menambah tujuh penerbangan untuk memungkinkan penggemar menyaksikan langsung laga tim kesayangannya melawan Portugal di perempat final.
“Untuk memungkinkan fans timnas Maroko merasakan emosi semifinal Piala Dunia, Royal Air Maroc membangun jembatan udara Casablanca dan Doha,” demikian keterangan resmi maskapi penerbangan.
Penampilan luar biasa Maroko selama Piala Dunia 2022, masih menurut keterangan resmi maskapai penerbangan itu, akan terpatri di ingatan setiap orang di Rabat dan Casablanca saat ini.
Fans Maroko diperkirakan akan mengambil sepertiga dari kapasitas Stadion Al Bayt yang mencapi 68.895. Di Paris, dan kota-kota lain di Eropa, diaspora Maroko dipastikan menggelar acara nonton bareng.
Khawatir Rusuh
Menteri Luar Negeri Prancis Gerald Darmanin, Selasa 13 Desember, mengatakan sebanyak 5.000 personel kepolisian akan menjaga setiap sudut Paris, lainnya di sejumlah kota di sekujur Prancis, dan lima ribu lainnya disebar beberapa kota.
“Jumlah ini dua kali lebih banyak dari polisi yang bertugas pada hari-hari biasa,” kata Darmanin pada pertemuan Majelis Nasional Prancis. “Polisi akan mengawasi situasi pasca pertandingan.”
Prancis menyimpan ratusan ribu diaspora Maroko di hampir semua kota. Sepanjang turnamen Piala Dunia 2022, ketika timnas Maroko melakukan perjalanan Cinderela dengan menahan Kroasia, mengalahkan Belgia, Spanyol, dan Portugal, diaspora Maroko merayakannya di jalan-jalan.
Terakhir, diaspora Maroko berpesta di Champs Elysee usai tim mereka mengalahkan Portugal, dan terjadi bentrok dengan polisi. Sekitar 20 ribu orang Maroko berkumpul di depan istana kepresidenan. Polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan mereka, dan menangkap 42 orang.
Untuk meminimalkan pergerakan diasporan Maroko, Prancis akan memblokir, atau menutup, stasiun kereta api bawah tanah. Lalu-lintas di Champs Elysee tidak akan ditutup tapi dijaga ketat.