Juru bicara Kementerian Pertahanan AS John Kirby bilang, kemitraan antara AS dan UEA lebih strategis dan kompleks ketimbang penjualan senjata. Dia menegaskan, bahwa Washington masih berkomitmen guna melanggengkan kerja sama.
JERNIH-Dulu, ketika Donald Trump masih memimpin Amerika Serikat, negeri Paman Sam mau menjual jet tempur siluman F-35 kepada Uni Emirat Arab (UEA). Asalkan, negara-negara teluk tersebut mau menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.
Namun, ketika pemerintahan Joe Biden kembali menegaskan kembali hal tersebut pada Rabu (15/12) seperti diberitakan Reuters, UEA seperti ogah-ogahan dengan menangguhkan diskusi soal itu lebih lanjut. Ini, lantaran berbagai kekhawatiran AS termasuk mengenai hubungan Uni Emirat Arab dengan Cina.
“UEA telah memberi tahu AS bahwa mereka akan menangguhkan diskusi pembelian F-35,” kata seorang pejabat UEA kepada Reuters.
Penangguhan diskusi itu, juga lantaran persyaratan teknis, pembatasan operasional yang berdaulat, analisis biaya juga pemanfaatannya. Kemungkinan, pembicaraan bakal dibuka lagi di masa mendatang.
Washington, seperti dikatakan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, memang tengah melakukan beberapa tinjauan. Di samping itu, dia juga menegaskan siap memajukan penjualan jet tempur generasi kelima itu.
Sejumlah sumber di lingkungan UEA mengatakan, negara-negara teluk sebenarnya sudah menandatangani kesepakatan guna memborong 50 jet tempur siluman F-35, 18 drone MQ-9B, serta sejumlah amunisi. Nilai kesepakatan itu, mencapai 23 miliar dollar AS.
Sebelumya, juru bicara Kementerian Pertahanan AS John Kirby bilang, kemitraan antara AS dan UEA lebih strategis dan kompleks ketimbang penjualan senjata. Dia menegaskan, bahwa Washington masih berkomitmen guna melanggengkan kerja sama.[]