New Delhi — Lebih 63 juta penduduk India, sepuluh kali lipat dari laporan resmi, diperkirakan tertular Covid-19.
Survei nasional yang dilakukan Dewan Riset India menemukan satu dari 15 penduduk India berusia di atas 10 tahun memiliki antibodi terhadap virus korona.
Survei memeriksa 29 ribu orang di 700 desa di India, dan digelar sejak pertengahan Agustus sampai pertengahan September.
Tes antibodi, juga dikenal sebagai tes serologi, memeriksa protein yang disebut antibodi dalam sistem kekebalan. Tes ini untuk mengetahui apakah seseorang terpapar virus atau tidak.
Dari 1,3 miliar penduduk India, 966 juta berusia 10 tahun ke atas. Jika satu dari 15 orang dari kelompok ini terinfeksi virus korona, itu berarti terdapat 63,78 juta orang India terkena Covid-19.
Sampai Rabu 30 September 2020 India melaporkan 6,1 juta kasus, dengan 96 ribu kematian. Dr Balram Bhargava, direktur dewas medis India, mengatakan survei menunjukan setiap infeksi yang dilaporkan secara resmi, terdapat 26 sampai 32 orang yang lolos dari pendataan.
Ini sejalan dengan yang diperingatkan banyak ahli selama berbulan-bulan, bahwa krisis virus korona di India mungkin jauh lebih mengerikan daripada perkiraan resmi.
Ada banyak alasan untuk itu. Terkadang ada kesalahan dalam melaporkan dan mendaftarkan kasus. Strategi pemerintah yang berubah mengacaukan angka dan memberikan gambaran menyesatkan tentang situasi.
Pemerintah mulai membatalkan pembatasan pada Mei 2020, setelah penguncian berbulan-bulan. Para menteri mengalihkan perhatian, dengan membuka kembali layanan ekonomi dan publik.
Bhargava beberapa kali mengingatkan betapa terlalu dini untuk bersantai.
“Akibat sebagian besar penduduk masih rentan, pencegahan kelelahan harus dihindari,” kata Bhargava. “Risiko infeksi paling tinggi terdapat di kawasan kumuh perkotaan, tempat jutaan orang tinggal berdesak di ruang sempit, tanpa sanitasi, dan air mengalir.”
Penduduk permukiman kumuh memiliki seroprevalensi, artinya mereka membawa antibodi, sebesar 15,6 persen atau hampir dua kali lipat dibanding penduduk perkotaan bukan dari tempat kumuh. Angka seroprevalensi turun menjadi 4,4 persen di kawasan pedesaan.
Survei juga menunjukan betapa penting bagi publik Idnia untuk terus mengambil tindakan pencegahan Covid-19, seperti menjaga jarak sosial dan kebersihan pribadi. Terutama selama Festival Diwali pada 14 November mendatang.
“Mengingat perayaan yang akan datang, musim dingin, dan pertemuan massal, strategi penahanan harus dilaksanakan oleh negara bagian,” kata Bhargava. “Penggunaan masker wajah juga menjadi sangat penting.”