Site icon Jernih.co

Tenaga Medis Mogok, Pasien Covid-19 Pindah Dari RS GL Tobing

MEDAN-Buntut dari mogok kerja 80 tenaga medis RS rujukan Covid-19, RS GL Tobing Tanjung Morawa maka Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumatra Utara memindahkan seluruh pasienCovid-19 yang selama ini dirawat di RS GL Tobing, Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang ke RS Martha Friska, Medan.

Hal itu disampaikan Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumatra Utara, dr Alwi Mujahit Hasibuan, di Medan, Minggu (3/5/2020).

“Meski seluruh pasien sudah dipindahkan, papar Kadis Kesehatan Sumatra Utara ini, RS GL Tobing tetap dioperasional sebagai rumah sakit rujukan pasien corona jika ada pasien baru”.

Baca juga: Tak Ada Hotel Menampung, Tenaga Medis RSUD Banten Tidur Di Rumah Dinas Gubernur

Menurut Alwi, terdapat 20 pasien Covid-19 dirawat di RS GL Tobing dimana 17 pasien telah dipindahkan ke RS Martha Friska, sementara tiga pasien lainnya sudah sembuh dan telah dipulangkan ke rumah masing-masing.

Terhadap para tenaga medis, kata Alwi, sudah tidak ada masalah lagi. Alwi mengaku telah berkomunikasi dengan para tenaga medis dan mereka memahami kebijakan Pemprov Sumut terkait penginapan kamar hotel dimana satu kamar untuk dua orang.

“Saya sudah komunikasikan pada teman-teman yang bertugas. Saya sudah minta tolong agar mereka bersedia untuk dua orang satu kamar”.

Baca juga: Ini Daftar 14 Provinsi Nihil Kasus Baru Covid-19 per 2 Mei 2020

Alwi juga menjanjikan akan mengatur keberadaan mereka sedemikian rupa agar mereka tetap mematuhi protokol Covid-19.

“Nanti satu kamar akan kita bedakan jam shift tugasnya, dan satu kamar itu nanti akan ada dua tempat tidur yang berjarak untuk tetap menjaga physical distancing, karena di daerah lain juga sistemnya seperti itu,” kata Alwi menjelaskan.

Alwi juga menjelaskan pada para tenaga medis perihal pemerintah tengah melakukan efesiensi anggaran dimasa pandemi Covid-19 ini,

Baca juga: Tenaga Medis Lampung Selatan Dapat Sumbangan APD dari TEC

“Mereka semua setuju. Kita sedang dalam keadaan darurat, jadi semuanya harus dilakukan dengan cepat. Memang awalnya kita memfasilitasi satu kamar untuk satu orang, namun anggaranya ternyata terlalu besar untuk itu,”.

Sebagaimana diketahui, sehari sebelumnya para tenaga medis itu mogok berkaitan dengan permasalahan penginapan dimana para tenaga medis menolak kebijakan satu kamar digunakan untuk dua orang di hotel tempat mereka selama ini diinapkan sejak diperbantukan bertugas di RS GL Tobing.

Para tenaga medis diingatkan tentang keterbatasan anggaran yang di siapkan Pemda.

“Kita tidak tahu sampai kapan Covid-19 ini akan berlalu. Sedangkan untuk anggaran kita, seberapa pun banyaknya juga terbatas,”.

Baca juga: Tenaga Medis Mulai Kelelahan dan Ajukan Rekomendasi

Alwi menyebut biaya hotel tenaga medis yang ada di RS GL Tobing, memerlukan biaya Rp 400 juta untuk 2 minggu, Sedangkan tenaga medis yang bertugas di RS Martha Friska hanya Rp 400 juta untuk satu bulan.

“Sudah terjadi kesenjangan yang cukup jauh dan ini perlu kita sinkronkan dan efisienkan, sehingga tidak menjadi masalah hukum belakangan,”

Para tenaga medis awalnya menolak efesiensi tersebut sehingga Rumah Sakit GL Tobing memberhentikan seluruh tenaga kesehatan yang bertugas dalam penanganan pasien covid-19. Mereka yang diberhentikan adalah seluruh tenaga medis mulai dari dokter umum, dokter spesialis, hingga petugas laboratorium dan radiologi.

Kini mereka mulai bertugas lagi dan menerima aturan satu kamar untuk dua orang, di Hotel Wings Jalan Arteri Kualanamu Medan.

(tvl)

Exit mobile version