Site icon Jernih.co

Untunglah Hajatan Wawali Samarinda Dengan Undangan 30 Ribu Itu Akhirnya Batal

SAMARINDA-Wakil Walikota Samarinda M Barkati akhirnya membatalkan perta pernikahan anaknya yang akan digelar hari ini Minggu, (22/3/2020). Berkati didampingi Ketua DPRD Samarinda, Siswandi, melakukan konferensi pers menyatakan pembatalan acara resepsi pernikahan anaknya.

“Kepada seluruh masyarakat Samarinda, dengan tidak mengurangi rasa hormat kami mengumumkan, kami tetap terus akan melanjutkan kegiatan kami. Tapi melanjutkan pada waktu yang berbeda dan tepat,” kata Barkati dalam konferensi pers di Convention Hall Sempaja Samarinda, Sabtu (21/3/2020) malam.

Ditempat itulah ia berencana menggelar pesta pernikahan anaknya yang akan mengundang sekitar 50 ribu orang sebagaimana diakui Barkati. Menurutnya jumlah itu undangan yang dicetak dan disebar, belum lagi undangan elektronik yang juga dikirimnya.

Baca juga: Mendagri Dorong Kepala Daerah Larang Kegiatan Pengumpulan Massa

Pembatalan pesta pernikahan anaknya hanya beberapa jam sebelum hajatan itu berlangsung. Bahkan beberapa jam sebelumnya pada hari Sabtu itu (21/3/2020), Barkati masih bersikukuh menggelar hajatannya. Ia menolak himbauan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kaltim Dr. dr. Nathaniel Tandiorogang yang memintanya menunda acara itu.

Namun derasnya protes netizen di dunia maya, bahkan adanya petisi warga yang menuntut Barkati membatalkan hajatannya, akhirnya berhasil membuat Barkati rela membatalkan hajatannya itu.

Sebelumnya, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kaltim Dr. dr. Nathaniel Tandiorogang, secara terbuka, menyurati Walikota Samarinda, M Barkati, untuk menunda pernikahan anaknya karena kekhawatiran terjadinya penularan Covid-19 diantara tamu yang hadir.

Baca juga: Kapolri Terbitkan Maklumat Dan Larang Kegiatan Libatkan Massa

“Saat ini kami tenaga medis sangat kuatir dengan rencana acara pak Wawali besok apakah bisa ditunda atau dibatasi pak…karena sangat berisiko besar utk Warga Kota Samarinda..Maaf utk kelancangan saya demi kemaslahatan kita semua,” tulis Nathaniel dalam surat tersebut.

Surat tersebut merupakan bentuk keprihatinan Nathaniel atas kemungkinan bertambahnya jumlah orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pemantauan (PDP) bahkan mereka yang terpapar positif Covid-19. Apalagi saat ini jumlah pasien Covid-19 di Kaltim hingga 20 Maret 2020 sudah 9 orang positif dan 34 dalam pemantauan.

Namun nampaknya Barkati tak bergeming dari rencananya untuk menggelar pernikahan anaknya dan secara terbuka menjawab surat Ketua IDI Kaltim itu, dengan menjelaskan langkah-langkah yang telah disiapkan untuk meminimalisir kemungkinan terjadi penularan covid-19 diacara pernikahan anaknya.

Baca juga: Mahfud Minta Aparat Tindak Tegas Warga Yang Keluyuran

“Menyikapi surat terbuka saudara yang dilayangkan kepada Walikota Samarinda, melalui media sosial, Acara pernikahan anak saya yang akan berlangsung resepsinya minggu, 22 Maret 2020, sudah kami persiapkan dengan matang.

Barkati juga menyampaikan hal-hal yang sudah disiapkan mulai dari mekanisme penerimaan tamu undangan pada acara tersebut, hingga kesiapan tenaga medis yang siap di lokasi hajatan;

Baca juga: Berikut Daerah Yang Telah Menetapkan Status Tanggap Darurat Dan Kejadian Luar Biasa

Barkati menyebutkan keputusan membatalkan pernikahan anaknya diambil tanpa tekanan dari manapun namun semata merupakan keputusan rapat keluarga.

“Ini murni keputusan keluarga, bukan karena intervensi, jadi kami menunda acara resepsi anak kami untuk kemaslahatan Kota Samarinda. InsyaAllah ada hikmahnya,”

Ia juga bersyukur keluarga dari calon besannya menerima penundaan acara resepsi yang tadinya akan dilangsungkan dalam hitungan jam lagi.

“Alhamdulillah (keluarga) semua sudah menerima, tidak ada yang sangkal, ikhlas semua. Karena ini bukan dibatalkan, (tetapi) ditunda,” kata Barkati.

Dihubungi secara terpisah Nathaniel mengakui bahwa pihaknya meminta pembatalan hajatan itu karena pertimbangan pamdemi Covid-19, belaka.

“Kenapa demikian, karena satu-satunya cara untuk menanggulangi virus ini dengan cara menghambat penyebarannya. Kalau penyebarannya kita tidak hambat dan terjadi lonjakan kasus, fasilitas kesehatan kita tidak cukup untuk menampung sekian banyak orang. Dokter-dokter kita juga sangat terbatas untuk menangani pasien Covid-19,”.

(tvl)

Exit mobile version