Jika Italia tidak dapat menunjukkan cara menghentikan virus, kata Matteo Renzi, “seluruh Eropa akan menjadi zona merah.”
JAKARTA– Milan, Italia; Daegu, Korea Selatan; Qom, Iran. Wabah virus Corona terbesar di dunia terjadi di dan di sekitar kota-kota yang terjelajahi dengan baik. Lalu dari sana wabah merambah, berkembang mencakup seluruh negara.
Kasus-kasus yang terjadi, misalnya berawal dari seluruh utara Italia, kemudian beranjak turun ke Roma, yang menyebabkan seluruh negara dikunci. Teheran, tempat para pemimpin Iran menyatakan penegasan untuk membasmi virus hanya dua pekan lalu, kini kita melihat telah ribuan terinfeksi. Sementara di seluruh Eropa, kasus-kasus terus melonjak.
Kasus Baru Total Kasus Kasus per 100 Ribu warga
Italia 11.255 15.113 25
Iran 6.562 10.075 12
Spanyol 2,691 2,950 6
Prancis 2,496 2,876 5
Jerman 1.887 2.369 3
Korea Selatan 1.781 7.869 16
Sumber : pemerintah setempat; The Center for Systems Science and Engineering at Johns Hopkins University; CIA World Factbook. Data pada 7:47 p.m. 12 Maret
Wabah tidak semua mengarah ke arah yang sama. Korea Selatan telah berhasil memperlambat pertumbuhan kasus baru untuk saat ini, melalui pengujian intensif dan pemantauan infeksi. Italia, Iran dan Amerika Serikat masih melaporkan sejumlah besar kasus baru setiap hari.
Total kasus resmi adalah metode yang tidak sempurna untuk menilai wabah dunia. Setiap negara memiliki lebih banyak kasus daripada yang dapat dideteksi melalui tes laboratorium. Dan kekurangan alat uji di beberapa negara, seperti Indonesia dan Amerika Serikat, bersama dengan kurangnya pengungkapan publik di negara lain, seperti Mesir, berarti laporan resmi kemungkinan besar menutupi besaran wabah yang terjadi.
Inilah sejauh mana negara-negara yang mengalami wabah terbesar di dunia, dan informasi tentang bagaimana negara-negara itu mencoba memperlambat penyebaran virus.
Italia
Dengan lebih dari 15.000 kasus yang dikonfirmasi, Italia telah melaporkan wabah terbesar di luar Cina. Pihak berwenang Italia pertama-tama memberlakukan pembatasan di wilayah utara Lombardy, di mana wabah pertama kali terjadi dengan cepat, sebelum bergerak pada hari Senin untuk membatasi gerakan dan mengakhiri pertemuan publik untuk 60 juta warga di negara itu. Setidaknya 1.000 orang telah meninggal karena virus.
Pada hari Rabu, pemerintah menutup semua kegiatan komersial, termasuk bar dan restoran. Supermarket, apotek, dan kios dapat tetap buka. Semua sekolah ditutup hingga setidaknya 3 April.
Namun penguncian nasional yang dilakukan Italia, yang pertama di Eropa, bukanlah larangan berat terhadap gerakan seperti yang diberlakukan di Wuhan, Cina. Orang Italia masih dapat bergerak untuk bekerja, membeli bahan makanan dan kebutuhan pokok lainnya, dan untuk alasan yang berkaitan dengan kesehatan, anak atau perawatan orang tua. Pos pemeriksaan polisi telah dibangun di seluruh negeri, di mana orang diminta untuk berhenti dan mengisi formulir resmi yang menjelaskan alasan pergerakan mereka.
Jumlah kasus baru di Italia terus meningkat selama lebih dari seminggu sebelum turun pada hari Selasa. Namun, pada hari itu, masih ada hampir 1.000 kasus baru.
Italia sedang menguji virus secara agresif, yang dapat membantu menjelaskan mengapa total kasus yang dikonfirmasi lebih tinggi daripada beberapa negara lain di Eropa. Pada hari Selasa, lebih dari 60.000 tes telah dilakukan, dua kali lebih banyak tes daripada yang dilakukan Inggris.
“Hari ini Italia mengalami zona merah,” kata Matteo Renzi, mantan perdana menteri kepada The New York Times. Tetapi dalam 10 hari, dia memperingatkan, hal itu mungkin saja akan terjadi juga untuk Madrid, Paris dan Berlin. Jika Italia tidak dapat menunjukkan cara menghentikan virus, katanya, “seluruh Eropa akan menjadi zona merah.”
Berbeda dengan kebanyakan negara lain, laporan Korea Selatan melaporkan mulai melambatnya kasus baru–setidaknya untuk saat ini. Tidak seperti negara-negara lain dengan wabah besar, Korea Selatan, dengan populasi 50 juta, belum langsung membatasi pergerakan warganya dan sebaliknya berfokus pada pemantauan infeksi secara agresif. Lebih dari 7.800 kasus dan 66 kematian telah dilaporkan.
Lebih dari 235.000 orang telah diuji, dan apparat kesehatan dengan hati-hati melacak orang yang mungkin memiliki gejala, menguji lebih dari 10.000 orang setiap hari. Pemerintah bahkan membuka pusat pengujian drive-through. Sementara aparat kesehatan memerangi kelompok-kelompok infeksi yang lebih kecil di kota-kota lain, sebagian besar upaya telah difokuskan pada Daegu, pusat wabah, di mana banyak orang terinfeksi dalam jemaat gereja yang besar.
Para pejabat setempat juga memperkenalkan kampanye kesadaran publik yang agresif, mengirimkan peringatan ponsel kepada warga setiap kali kasus baru dilaporkan di distrik mereka. Pembaruan disediakan di situs web pemerintah dan aplikasi seluler untuk berapa banyak orang yang telah diuji dan di mana, bersama dengan sketsa singkat pada setiap pasien: jenis kelamin mereka, bagaimana mereka terinfeksi dan di mana mereka dirawat, serta tempat-tempat mana yang mereka kunjungi sebelumnya pengujian positif.
Otoritas Korea telah menyarankan agar tidak mengadakan pertemuan besar, seperti pertemuan terbuka dan layanan keagamaan. Sekolah tetap tutup.
Dua pekan lalu, para pemimpin Iran membantah epidemi coronavirus akan menjadi masalah. Sekarang, dengan jumlah total kasus mencapai lebih dari 10.000, dan dengan lebih dari 400 orang tewas, Iran berebut untuk bisa mengendalikan salah satu wabah terburuk di dunia itu.
Virus itu bermula di kota suci Qom, tempat ribuan peziarah dari Iran dan sekitar Timur Tengah melakukan perjalanan setiap hari. Dua hari setelah kematian pertama dan kasus-kasus virus dilaporkan di Qom, Iran mengadakan pemilihan parlemen, yang secara luas diyakini sebagai penyebab penyebaran virus ke provinsi lain.
Pihak berwenang gagal mengambil tindakan perlindungan pada tahap awal ini. Tetapi masalah menjadi mustahil diabaikan setelah hampir tiga lusin pejabat pemerintah Iran dan anggota parlemen terinfeksi, dan penasihat senior pemimpin tertinggi Iran meninggal.
Sekarang, shalat Jumat dibatalkan, sekolah serta universitas ditutup hingga pertengahan April. Kantor-kantor pemerintah tetap terbuka, tetapi karyawan harus mengurangi jam kerjanya. Untuk semua orang, para pejabat meminta orang-orang meninggalkan rumah mereka hanya jika diperlukan.
Kekurangan parah alat tes di Iran berarti penyebaran virus kemungkinan jauh lebih tinggi dari yang dilaporkan. Satu studi memproyeksikan seminggu yang lalu bahwa total sebenarnya dari infeksi mungkin lebih dari 18.000, [The New York Times]
* Jason Horowitz (Roma), Choe Sang-Hun (Seoul), Farnaz Fassihi (Teheran)