Perusahaan bioteknologi AS, Moderna Inc, adalah yang pertama di dunia yang mengumumkan uji klinis calon vaksin mRna-1273 pada manusia.
JERNIH— Di tengah pandemi Covid-19 yang merundung seluruh bumi, wajar bila dunia menghendaki segera terciptanya vaksin yang akan menolong umat manusia. Karena itulah, dengan segala daya dan kemampuan yang mereka miliki, berbagai perusahaan farmasi besar tengah berlomba untuk bersicepat menciptakan vaksin, yang semoga bisa mengembalikan kondisi kepada keadaan sebelum pandemi.
Tentu saja, perlombaan mencipta kebaikan itu sebagian didominasi keinginan meraup keuntungan besar di masa datang. Hal yang manusiawi. Tetapi kenyataan itu seyogyanya tak membuat kita skeptis dan hanya berpikir bahwa para petinggi perusahaan-perusahaan farmasi dunia itu economic animals. Toh, niat adalah hal yang tersembunyi, jauh dalam hati, yang tak seyogyanya pula diperdebatkan.
Inilah beberapa dari perusahaan farmasi dunia yang tengah berlomba tersebut:
BioNTech dari Jerman dan Pfizer dari AS
Perusahaan bioteknologi Jerman BioNTech menjadi yang pertama mendapat rekomendasi dari Paul Ehrlich Institut untuk uji klinis pada manusia. Fase pertama dilakukan tes pada manusia dengan 12 relawan pada bulan April lalu. Bersama perusahaan farmasi AS Pfizer akan di lakukan uji klinis berikutnya untuk calon vaksin BNT162 dengan 360 relawan di AS.
CureVac dari Jerman
Perusahaan Jerman CureVac juga telah mendapat izin dari otoritas Jerman, dan siap melakukan uji klinis vaksin virus corona. Bulan Juni ini perusahaan dari kota Tübingen itu akan menguji calon vaksinnya pada 168 relawan. Pemerintah Jerman juga menanam investasi senilai 300 juta euro di perusahaan bioteknologi ini.
Moderna dari AS
Perusahaan bioteknologi AS, Moderna Inc, adalah yang pertama di dunia yang mengumumkan uji klinis calon vaksin mRna-1273 pada manusia. CEO Moderna bertemu Presiden Trump Maret lalu untuk melaporkan perkembangan positif. Pemerintah AS mendukung dengan dana 483 juta US Dolar. Akhir Mei, fase kedua uji klinis dimulai dengan 600 relawan. Moderna bisa produksi hingga 500 juta dosis vaksin per tahun.
AstraZeneca Swedia-Inggris dan Oxford Inggris
Perusahaan farmasi Swedia-Inggris AstraZeneca bersama Oxford University lakukan uji klinis vaksin eksperimental pada manusia di Inggris dan Brasil. Calon vaksin berasal dari virus adeno simpanse ChAdOx1. Bulan Mei dilakukan uji fase dua dengan 10.000 relawan. Produksi vaksin diharap bisa dimulai akhir tahun 2020, dengan kapasitas hingga dua miliar dosis. Uni Eropa sudah memesan 400 juta dosis.
Kaiser Permanente AS
Kaiser Permanente Washington Health Research Institute (KPWHRI) sudah melakukan uji klinis vaksin corona pada manusia dengan sampel kecil Maret lalu. Uji coba juga dilakukan pada manula. Riset dibiayai oleh jawatan kesehatan federal AS dengan vaksin yang dikembangkan Moderna. [ ]