Ia bukan tipe pendobrak pagar betis gawang lawan. Laiknya maling, Haland adalah tipe pencari ruang kosong
DORTMUND – Neymar jebloskan bola ke gawang Borrusia Dortmund. Skor satu sama. Gol Neymar di menit ke 75 itu boleh jadi memupuskan harapan Dortmund menang di kandang. Pertandingan masih 15 menit lagi. Dari segi possession, Dortmund kalah. Dengan kata lain Paris Saint Germain (PSG) bermain dominan. Mustinya peluang Neymar cs menang lebih tinggi.
Dua menit, setelah pasukan PSG merayakan gol Neymar, semua diam. Sunyi. Si jangkung dengan wajah bocah, merenggut asa bermain imbang. Papan skor menunjukkan angka 2-1 untuk tuan rumah. Signal Iduna Park membuncah oleh kegembiraan.
PSG pasti sesak dada. Bukan apa-apa, penjebol gawang mereka satu orang. Usianya baru 19 tahun. Namanya Erling Braut Haland. Gol pertama terjadi di menit 69 yang ditingkahi dengan gaya yoga oleh si bocah ajaib itu.
Haland, begitu namanya tertulis di punggung uniform Dortmund, pantas disebut ajaib. Pertandingan lawan peraih delapan kali Ligue 1 (liga utama Perancis) itu adalah debutnya di ajang Liga Champions UEFA. Dua gol pula dalam tempo hanya enam menit.
Haland pantas dijuluki man of the match. Dengan segala kerendahan hati ia bilang, “Saya senang dengan penghargaan ini, tetapi saya masih bisa melakukan jauh lebih baik,” katanya.
Nasib PSG menyerupai Augsburg, salah satu tim Bundesliga (Liga utama Jerman) pada 18 Januari silam. Bedanya Augsburg lebih sakit hati. Bagaimana tidak, mereka kalah di kandang sendiri oleh pasukan kuning Dortmund. Tepatnya kalah 3-5.
Haland pula yang bikin pemain Augsburg tak berkutik. Padahal sampai menit ke 55, Dortmund ketinggalan angka 3-1. Taktik Favre, sang manager kurang agresif. Perguliran bola gampang dibaca. Marco Reus, si kapten yang bertugas di ujung tombak kurang dinamis.
Haland masuk di babak kedua. Dan ini untuk pertama kalinya ia menginjak rumput Bundesliga. Apa yang terjadi?
Tiga gol menggoyang jala gawang Koubek, kiper Augsburg. Ajang Bundesliga sontak seperti mendapatkan kisah baru dari cerita para striker yang umumnya berusia mapan dan berada di tim elit.
Selidik punya selidik, bocah Norwegia ini memang punya gaya striker yang unik. Dortmund yang mengontraknya pada Desember 2019 dengan nilai 20 juta euro, rupanya tahu persis style Haland. Ia bukan tipe pendobrak pagar betis gawang lawan.
Haland adalah tipe pencari ruang kosong. Kakinya yang panjang dan punya gerakan cepat memungkinkan lebih kilat dari lari lawan. Dan itu terbukti, sepekan kemudian gawang Koln ia bobol dua kali.
Status sebagai pemain pengganti masih terus berlangsung hingga pertandingan ketiganya di awal Februari 2020. Dan, Union Berlin jadi korban ketiga setelah Koln. Dua gol!
Sempat tak cetak gol ketika melawan Bayer Leverkusen, bahkan Dortmund ditekuk. Tetapi kemudian Eintracht Frankfurt dijegal dengan skor 0 – 4. Haland menceploskan satu di antaranya.
Axel Witsel, gelandang Dortmund punya komentar. “”Dia adalah pencetak gol, dia berusia 19 tahun, dia adalah bakat yang hebat,” ujar si kribo ini.
Pentas liga Eropa tampaknya butuh cerita baru, perlu anak-anak muda yang siap bikin seru. Sudah terlalu bosan dengan kabar Messi, Lewandowski, atau Ronaldo. Over expose.
Bundesliga sudah menemukan manusianya. Si jangkung bertinggi 1,94 meter yang mampu mencetak delapan gol dalam lima laga.
Kendati masih terlalu dini menyebut putra Alf-Inge Haland (mantan pebola Manchester City, Leeds United dan Nothingham Forrest) ini sebagai super star baru. [andra nuryadi]