Jakarta – Covid-19 dapat mempengaruhi sistem saraf pusat terlihat dari perubahan status mental pada pasien yang terpapar virus ini. Temuan dari para peneliti dari Universitas Cincinnati dan sejumlah lembaga penelitian di Italia menemukan bahwa
Penelitian ditujukan untuk melihat gejala neurologis pada 725 pasien yang dirawat di rumah sakit dengan infeksi Covid-19 antara 29 Februari dan 4 April. Hasil studi peneliti dari Universitas Cincinnati dan sejumlah lembaga penelitian di Italia dipublikasikan dalam jurnal Radiology.
Seperti dikutip dari Metro.co.uk, kemarin, dari 725 pasien, sebanyak 108 (15 persen) memiliki gejala neurologis yang serius dan menjalani pencitraan otak atau tulang belakang. Sebagian besar pasien (99 persen) memiliki CT scan otak, sementara 16 persen memiliki pencitraan CT kepala dan leher dan 18 persen memiliki MRI otak.
Peneliti menemukan bahwa 59 persen pasien melaporkan kondisi mental yang berubah dan 31 persen mengalami stroke, yang merupakan gejala neurologis paling umum. Pasien juga mengalami sakit kepala (12 persen), kejang (9 persen) dan pusing (4 persen), di antara gejala lainnya.
Asisten profesor radiologi dan neuroradiolog kesehatan Universitas Cincinnati Abdelkader Mahammedi, mengatakan ini adalah studi terbesar dan pertama dalam literatur yang mencirikan gejala neurologis dan fitur neuroimaging pada pasien Covid-19. “Pola yang baru ditemukan ini dapat membantu dokter lebih baik dan lebih cepat mengenali hubungannya dengan Covid-19 dan mungkin memberikan intervensi sebelumnya,” ujarnya.
Perubahan status mental, lanjutnya, lebih umum pada orang dewasa yang lebih tua. Sementara hasil menunjukkan bahwa fitur neuroimaging pasien dengan COVID-19 bervariasi, dan perubahan status mental dan stroke adalah yang paling umum pada pasien. Mahammedi mengatakan penelitian ini mengungkapkan bahwa ada kondisi lain yang harus diwaspadai. Karena itu perlu penelitian lebih lanjut.
“Saat ini, kami memiliki pemahaman yang buruk tentang gejala neurologis pada pasien Covid-19, apakah ini timbul dari penyakit kritis atau dari invasi langsung sistem saraf pusat SARS-CoV-2. Kami berharap penelitian lebih lanjut tentang hal ini akan membantu dalam mengungkap petunjuk dan memberikan intervensi yang lebih baik untuk pasien,” tambah Mahammedi. [Zin]