Site icon Jernih.co

Cacar Monyet Kini Sudah Menyebar ke 20 Negara Ini

Untuk pertama kalinya penyakit cacar monyet merebak di negara-negara di luar negara endeminya yakni negara-negara di Afrika bagian barat dan selatan.

JERNIH-Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) cemas dengan semakin meluasnya penyakitcacar monyeti di berbagai negara dan juga meningkat jumlah orang yang terjangkiti.

WHO mencatat hingga 26 Mei 2022 jumlah kasus cacar monyet yang telah dilaporkan sebanyak 257 kasus dan terkonfirmasi dari 20 negara.

“Risiko untuk publik akan menjadi tingkat tinggi bila penyakit ini bisa memanfaatkan kerentanan untuk mengkukuhkan dirinya sebagai patogen manusia, lalu menyebar di antara populasi berisiko mulai dari anak-anak hingga orang dengan gangguan imun,” tulis WHO seperti dikutip dari laman resminya pada Senin (30/5/2022).

baca juga: Kenali Ini Gejala Awal Cacar Monyet

Untuk pertama kalinya penyakit cacar monyet merebak di negara-negara di luar negara endeminya yakni negara-negara di Afrika bagian barat dan selatan.

“Sebagian besar populasi rentan terhadap virus cacar monyet karena vaksinasi cacar, yang bisa memberikan beberapa perlindungan silang, di beberapa negara telah dihentikan sejak 1980 atau bahkan sebelumnya,” lanjut WHO.

Menurut WHO saat ini penyakit cacar monyet untuk tingkat dunia berada di tingkat menengah atau sedang.

baca juga: Di Negara Ini Pasien Cacar Monyet Jalani Karantina 21 Hari

Berikut 20 negara yang telah terjangkiti penyakit cacar monyet, hingga 26 Mei 2022,

  1. Inggris Raya: 106 kasus
  2. Portugal: 49 kasus
  3. Kanada: 26 kasus
  4. Spanyol: 20 kasus
  5. Belanda: 12 kasus
  6. Amerika Serikat: 10 kasus
  7. Prancis: 7 kasus
  8. Jerman: 5 kasus
  9. Italia: 4 kasus
  10. Belgia: 3 kasus
  11. Ceko: 2 kasus
  12. Denmark: 2 kasus
  13. Swedia: 2 kasus
  14. Slovenia: 2 kasus
  15. Australia: 2 kasus
  16. Swiss: 1 kasus
  17. Israel: 1 kasus
  18. Finlandia: 1 kasus
  19. Austria: 1 kasus
  20. Uni Emirat Arab: 1 kasus

Kasus penularan dari monyet ke manusia pertama kali ditemukan pada tahun 1970 di Kongo, Afrika Selatan melalui kontak langsung dengan lenting atau luka di kulit, cairan tubuh, droplet (percikan air liur) yang dikeluarkan saat bersin dan batuk, serta menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus monkeypox. Sejak saat itu, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mencatat ada cukup banyak kasus infeksi monkeypox yang terjadi

Exit mobile version