Site icon Jernih.co

Dua Kasus Infeksi Omicron Terdeteksi Lagi di Indonesia

JERNIH – Kini pasien Omicron Indonesia terkonfirmasi bertambah dua. Kementerian Kesehatan kembali mendeteksi dua pasien konfirmasi varian Omicron. Dengan demikian tercatat tiga kasus konfirmasi varian Omicron di tanah air.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmidzi, M.Epid mengatakan bahwa dua pasien tersebut merupakan hasil pemeriksaan sampel dari 5 kasus probable Omicron yang baru kembali dari luar negeri. Kedua pasien terbaru terkonfirmasi Omicron setelah menjalani karantina wajib 10 hari seusai kembali dari luar negeri.

“Dua pasien terkonfirmasi terbaru adalah IKWJ, 42 tahun, laki-laki, perjalanan dari Amerika Selatan serta M, 50 tahun, laki-laki, perjalanan dari Inggris. Saat ini keduanya sedang menjalani karantina di Wisma Atlet,” ungkap dr Nadia, seperti dikutip dari siaran pers dari Kemenkes RI, Jakarta, ditulis Sabtu, (18/12/2021).

Pasien Omicron pertama terkonfirmasi pada 15 Desember lalu terhadap pasien berinisial N, seorang pekerja pembersih di Wisma Atlet Kemayoran. Temuan ini merupakan hasil pemeriksaan khusus SGTF yang dilakukan oleh Badan Litbang Kesehatan pada tanggal 14 dan 15 Desember lalu.

Dengan penambahan dua kasus Omicron ini, dr. Nadia mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan tidak melakukan perjalanan ke luar negeri terlebih dahulu. Hal ini mengingat laju penyebaran Omicron terbukti sangat cepat.

“Indonesia adalah salah satu negara paling aman dari Covid-19. Jika kita keluar negeri, maka kita akan keluar dari zona aman menuju zona berbahaya. Jika kembali, nanti akan berpotensi membawa Omicron ke Indonesia dan pastinya akan merusak situasi yang sudah kondusif ini,” tutur dr. Nadia.

 “Penting sekali bagi kita untuk saling menjaga orang-orang terdekat agar tidak tertular COVID-19, terlebih dengan adanya varian Omicron saat ini. Jadi saya tegaskan kembali agar tidak berpergian ke luar negeri dahulu untuk kebaikan kita bersama,” tegasnya.

Varian Covid-19 Omicron diyakini berkembang 70 kali lebih cepat dari versi asli corona dan varian Delta dalam 24 jam. Data Badan Kesehatan dunia (WHO) menyebut persebarannya mencapai 77 negara. Bahkan, ada kemungkinan sejatinya varian virus SARS-CoV-2 itu sudah ada di sebagian besar negara di dunia. Hanya, belum terdeteksi dan dilaporkan. [*]

Exit mobile version