Pada awal Mei, angkanya naik menjadi 250 ribu. Sekarang sudah dua kali lipat dalam waktu kurang dari dua bulan. Lebih dari seperempat dari semua kematian yang diketahui, telah terjadi di Amerika Serikat.
NEW YORK CITY—Saat ini merupakan tonggak sejarah yang suram. Dalam pandemic global COVID-19 catatan global menunjukkan mereka yang terinfeksi sudah melewati angka 10 juta, sementara yang meninggal tercatat 500 ribu. Jumlah kematian diprediksi akan terus meningkat.
Total kematian global itu melewati 500 ribu pada Minggu (28/6), menurut database New York Times, sementara jumlah kasus yang dikonfirmasi melampaui 10 juta. Penanda suram itu berdentang ketika negara-negara di seluruh dunia berjuang untuk mencegah infeksi baru, setelah hampir seluruh dunia melakukan relaksasi, kondisi new normal, re-open, atau apa pun namanya.
Pada April lalu, kira-kira sebulan setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan wabah itu sebagai pandemi, kematian mencapai 100 ribu orang. Pada awal Mei, angkanya naik menjadi 250 ribu. Sekarang sudah dua kali lipat dalam waktu kurang dari dua bulan. Lebih dari seperempat dari semua kematian yang diketahui, telah terjadi di Amerika Serikat.
Jumlah infeksi yang dikonfirmasi – yang membutuhkan waktu sekitar 40 hari untuk menggandakannya, mungkin secara substansial diremehkan, kata seorang pejabat di lembaga kesehatan masyarakat. Data yang dirilis minggu lalu oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengindikasikan bahwa angka sebenarnya di banyak daerah mungkin 10 kali lebih tinggi dari yang dilaporkan.
Times juga telah menemukan angka yang terlalu rendah dalam penghitungan kematian resmi di Amerika Serikat dan di lebih dari selusin negara lain. Ketersediaan pengujian yang terbatas sering menyulitkan untuk mengkonfirmasi bahwa virus adalah penyebab kematian tersebut.
Di Amerika Serikat, hot spots Covid awal muncul di Timur Laut, khususnya daerah metropolitan New York, tetapi gelombang baru-baru ini terjadi terutama di Selatan dan Barat, memaksa beberapa negara untuk mundur dari rencana untuk melakukan re-open. Negara-negara lain, terutama Brasil dan India, juga dilanda gelombang besar infeksi baru.
Sementara itu lusinan negara yang mengambil langkah awal untuk mengendalikan dan melacak pandemi telah mampu mengendalikan virus. Para ahli khawatir bahwa kelelahan akan lockdown dan dilakukannya jarak sosial (social distancing) telah memungkinkan virus menyebar dengan intensitas baru di banyak penjuru dunia. [The New York Times]