Lantai perahu roboh dan mulai tenggelam. Puluhan orang Diantara pengungsi adalah anak-anak dan bayi. Beberapa orang mengalami serangan jantung. Dan mereka sekarang berjuang melawan laut untuk bertahan hidup.
Jernih — Lima orang dinyatakan tewas di perairan International Libya setelah bertahan dua hari di kapal yang telah rusak. Mereka yang tewas berada dalam rombongan 100 orang imigran Libya dan Tunisia yang melakukan perjalanan melintasi laut menuju Italia.
Badan amal penyelamat Open Arms berhasil menemukan mereka pada Rabu (11/11/2020), dan dengan mengandalkan dua speedboat dan 6 orang personel, mereka berusaha melakukan oprasi penyelamatan.
Aljazeera mengabarkan mayat kelima orang itu telah ditemukan, sementara tim medis menangani yang lainnya.Open Arms memperingatkan bahwa jumlah kematian dapat bertambah seiring berlangsungnya upaya penyelamatan.
“Tim penyelamat dengan @openarms_fund berada di dalam air mencoba menyelamatkan sekitar 100 orang, ada anak-anak dan bayi. Lantai perahu mereka roboh, itulah yang terjadi ketika orang-orang ditinggalkan di laut. #Corredoreshumanitarios sekarang!” cuit Oscar Camps, pendiri Open Arms di akun Twitternya.
Dalam laporan terbarunya Open Arm menyebutkan bahwa perahu imigran telah tenggelam, diantara mereka ada anak-anak dan bayi. Beberapa orang mengalami serangan jantung. Dan mereka sekarang berjuang melawan laut untuk bertahan hidup.
Open Arms menuduh pemerintah dan otoritas sering mengabaikan pengungsi dan migran yang melakukan perjalanan berbahaya melintasi laut untuk mencapai pantai Eropa.
Pada hari Selasa, Open Arms juga menyelamatkan 88 orang lagi. Mereka ditemukan masih berada di kapal yang berawak 20 orang. Open Arms akan meminta pemerintah Italia untuk mengizinkan para korban turun di pulau terdekat Lampedusa.
“Kami membutuhkan pemerintah untuk membentuk operasi penyelamatan laut bersama dan mencari jalur baru untuk memberikan rute pelarian yang aman,” kata Riccardo Gatti, presiden Open Arms Italia.
Italia adalah tujuan utama bagi orang -orang dari Tunisia dan Libya untuk mencapai Eropa. Menurut data kementerian dalam negeri, negara tersebut telah mencatat hampir 31.000 kedatangan imigran pada tahun 2020.
Pada bulan Oktober, Italia telah melunakkan aturannya yang keras terhadap kelompok penyelamat yang membawa orang-orang tidak berdokumen ke darat. Selain itu, Italia juga memperluas perlindungan bagi pengungsi yang berisiko mengalami penganiayaan di rumah.