Selain Hugo Boss, produsen Asics juga menyatakan akan tetap memakai kapas Xinjiang
JERNIH—Perusahaan fesyen Jerman di Cina, Hugo Boss, tampaknya menentang posisi perusahaan pusatnya di Jerman dalam persoalan pembelian kapas dari Xinjiang. Kamis lalu anak perusahaan Hugo Boss di Cina itu mengatakan bahwa mereka akan terus membeli kapas dari wilayah tersebut.
“Kami selalu menghormati prinsip satu Cina dan dengan tegas mempertahankan kedaulatan dan integritas teritorialnya,” kata unit itu dalam bahasa Cina di Weibo, platform ala-ala Twitter negara itu.
“Kapas panjang Xinjiang adalah salah satu yang terbaik di dunia, kami percaya bahan baku berkualitas akan menunjukkan nilainya. Kami akan terus membeli dan mendukung kapas Xinjiang.”
Namun, postingan tersebut tampaknya bertentangan dengan pernyataan di situs utama Hugo Boss, yang mengatakan perusahaan tidak membeli barang apa pun langsung dari Xinjiang.
Seorang anggota tim komunikasi di markas Hugo di Metzingen tidak dapat menjelaskan perbedaan tersebut.
Hugo Boss adalah merek asing terbaru yang terperangkap dalam sengketa sanksi balas dendam antara Cina dan negara-negara Barat, yang telah membuat konsumen Cina memboikot perusahaan seperti H&M dan Nike.
Pesan campuran merek tersebut di Xinjiang disambut oleh gelombang skeptisisme para pengguna media sosial Cina. Mereka menyatakan tak ingin melihat orang bermuka dua, sebagaimana terbaca pada salah satu dari lebih dari 5.300 komentar di postingan terbaru perusahaan itu.
“Mengapa mereka tidak menjelaskan posisinya di internet di luar Cina?” seseorang bertanya.
Merek peralatan rumah tangga dan pakaian Jepang, Muji, juga dituduh munafik oleh pengguna media sosial Cina. Sementara perusahaan tersebut mengakui penggunaan kapas Xinjiang pada label produknya dan memiliki video promosi tentang hal itu di situsnya, menurut laporan Kyodo News mereka telah menghapus pakaian yang dibuat dengan kapas Xinjiang dari toko online Jepangnya. Langkah itu dilakukan setelah Institut Kebijakan Strategis Australia mengidentifikasi Muji telah berurusan dengan entitas Cina yang telah diberi sanksi oleh pemerintah AS.
“Apakah ini satu kapas, dua sistem?” kata pengguna Weibo.
Para penggemar juga mengecam bintang pop Canto Eason Chan karena memutuskan hubungan dengan Adidas di tengah perselisihan kapas Xinjiang. Awal bulan ini, merek sepatu Amerika Skechers merilis pernyataan yang mengatakan telah mengaudit pemasoknya di Cina, yang mempekerjakan pekerja Uygur, dan tidak menemukan bukti kerja paksa.
Perusahaan lain, termasuk merek olahraga Jepang Asics, juga mengatakan akan terus mendukung dan menggunakan kapas Xinjiang.
Beijing pada Jumat (26/3) mengumumkan sanksi terhadap sembilan individu dan empat entitas di Inggris yang dikatakan telah “menyebarkan kebohongan dan disinformasi dengan jahat” tentang tindakannya di Xinjiang, karena ketegangan atas catatan hak asasi manusianya terus meningkat.
Cina telah terkena serangkaian sanksi dari Amerika Serikat, Uni Eropa, Inggris dan Kanada, yang menuduhnya melakukan pelanggaran hak asasi manusia terhadap Muslim Uygur dan menggunakan tenaga kerja paksa di Xinjiang. Beijing sebelumnya telah mengumumkan sanksi pembalasan terhadap UE. [South China Morning Post]