- Bundeswehr, angkatan bersenjata Jerman, masih mempelajari permintaan pengawalan.
- Berlin kini kebanjiran dua juta masker, dan seharusnya perang masker berhenti.
Berlin –– Pemerintah kota (Pemkot) Berlin meminta bantuan militer Jerman untuk mengamankan pengiriman masker dan perangkat medis dari Cina dari aksi pembajakan oleh AS kali kedua.
Juru bicara Bundeswehr, angkatan bersenjata Jerman, membenarkan adanya permintaan itu dan sedang dipelajari. Berlin, menurut menteri kesehatan Berlin Dilek Kalayci, sangat bantuan militer untuk mengawal pengiriman.
Berlin, kata Kalayci, sedang dalam pertempuran melawan virus korona. Polisi Berlin membutuhkan banyak masker.
Baca Juga:
— AS Bajak Pengiriman Masker ke Jerman, Kanada, dan Prancis
— Covid-19: Tak Pakai Masker, Patung Jenderal Uni Soviet Dirobohkan
Jerman, pekan lalu, menduduh AS membajak pengiriman 200 ribu masker dari Cina. Pesawat yang membawa masker transit di Bangkok, AS mengeluarkan semua masker dari dalam pesawat dan membawanya ke New York.
Mendagri Andreas Geisel, Jumat lalu, mengecam tindakan pembajakan modern itu. Namun dia menarik ucapannya, dan pemerintah kota menyelidiki hilangnya 200 ribu masker yang dikirim dari Cina.
Bundeswehr dilibatkan dalam pengiriman pasokan medis ke sekujur Jerman, tapi tidak terlibat dalam misi transportasi dari luar negeri. Selama terlibat melawan wabah Covid-19, personel Bundeswehr tidak membawa senjata.
Kepada South China Morning Post, juru bicara Bundeswehr mengatakan opsi sipil dan komersial harus digunakan lebih dulu. Budeswehr, kata juru bicara itu, hanya bertindak ketika opsi sipil dan komersial habis.
AS, Jerman, dan Prancis, terlibat rebutan perangkat medis, ventilator, dan testing kit. Ketiga negara sangat membutuhkan perangkat medis itu, karena korban terjangkit terus berjatuhan.
Kini, Jerman kebanjiran dua juta masker dan 300 ribu pakaian pelindung. Sebenarnya tidak perlu ada lagi keluhan barangnya dibajak AS.
Burkhard Dregger, pemimpin oposisi di majelis negara bagian Berlin, menuduk walikota Berlin Michael Mueller sengaja menyesatkan publik dengan menuduh AS membajak pengiriman masker untuk Jerman.