Tyrol — Ischgl, kota kecil di Austria, menggantungkan hidup dari ski. Setiap libur musim dingin 500 ribu orang datang ke sini, termasuk selebritis terkenal dari berbagai negara, untuk bermain ski.
Kota punya restoran terkenal bernama Kitzloch, yang kerap menggelar pesta dengan banyak bir dan makanan enak. Tiga pekan lalu, Ischgl masih beroperasi karena warga enggan kehilangan rezeki.
Kini, kota itu mati. Salju tanpa pemain ski, dan restoran seperti rumah hantu.
Virus Korona: Kini, Dunia tanpa Jabat Tangan dan Ciuman
Henrik Lerfeldt, warga Denmark yang mengunjungi Ischgl, diidentifikasi mengidap Covid-19 empat hari setelah pulang dari tempat itu. Satu temannya, yang pergi bersamanya, juga mengidap virus korona.
Keduanya hanya segelintir dari ratusan pengunjung Ischgl berbagai negara yang bernasib sama. Otoritas kesehatan dari setiap negara melacak perjalanan setiap orang yang diidentifikasi positif, dan semua mengacu pada satu nama; Ischgl.
Bernhard Zangerl, pemilik Kitzloch, menolak berkomentar soal ini. Ia hanya mengatakan salah satu karyawannya juga tertular virus, dari pengunjung.
Pada 4 Maret, Islandia memperingatkan warganya untuk tidak mengunjungi Ischgl setelah sejumlah orang diidentifikasi mengidap virus sepulang dari tempat itu. Pemerintah Austria tutup telinga, dan tetap mengijinkan pariwisata ski di Ischgl, plus pesta di restoran itu.
Orang-orang dari Eropa masih berdatangan ke tempat itu, sembilan hari sebelum pemerintah Austria akhirnya menutupnya pada 13 Maret. Sebelum seluruh area ditutup, Kitzloch ditutup tiga hari sebelumnya.
Dua hari sebelum Kitzloch ditutup, bartender di tempat itu positif terjangkit virus korona. Menariknya, otoritas medis Tyrol — tenpat resor ski itu berada — menegaskan tidak ada alasan untuk khawatir.
Setelah terus membantah, pemerintah Austria akhirnya mengakui semua yang terjadi. Menariknay, Bernard Tilg — anggota dewan propinsi yang bertanggung jawab atas kesehatan dan fasilitas perawatan medis — membanggakan diri dengan mengatakan bertindak tepat waktu.
Spanyol Ubah Gelanggang Ice Skating Jadi Kamar Mayat
“Langkah-langkah yang diambil pihak berwenang, kami apat menahan kelanjutan rantai infeksi,” katanya.
Kantor Kejaksaan Publik Innsbruck mengatakan telah menugaskan Kantor Polisi Kriminal Tyrol melakukan investigasi atas dugaan kelalaian membahayakan masyarakat oleh penyakit menular. Penyelidikan kini diarahkan pada kemungkinan perusahaan katering tidak melaporkan tes virus korona positif pada akhir Februari.
Tak Didengar
Thorolfur Gudnason, direktur kesehatan di Direktorat Kesehatan Islandia dan pakar epidemiologi, mengatakan telah memberi tahu otoritas Austria sejak 4 Maret, bahwa beberapa turis pulang dari Ischgl membawa virus.
Gunadson menggunakan Sistem Peringatan Dini dan
Respon Dini resmi Eropa, dan dikonfirmasi dalam email.
Pada 5 Maret, Islandia menempatkan Ischgl dalam daftar risiko transmisi Covid-19 — sama dengan Cina, Korea Selatan, Italia, dan Iran.
Jan Pravsgaard Christensen, profesor imunologi penyakit menular Universitas Kopenhagen, mengatakan daftar Islandia seharusnya menaikan tanda bahaya.
“Seharusnya, saat mereka tahu ada yang terinfeksi, karantina dimulai dengan cepat,” kata Christensen.
Otoritas Tyrol meremehkan risiko itu. Bahkan Franz Katzgraber, direktur otoritas medis Tyrol, mengatakan tidak mungkin ada penularan di Tyrol dan berargumen soal turis yang mengidap Covid-19.
Putin Ancam Penjarakan Warga Tak Patuhi Aturan Pencegahan Covid-19
Segalanya serba terlambat. Setelah Ischgl, desa berpenduduk 1.600 jiwa ditutup, empat negara sibuk melacak warganya yang mengunjungi tempat itu.
Jerman melacak sekitar 300 kasus yang berhubungan dengan Ischgl; 80 di Hamburg dan 200 di kota kecil Aalen. Dalam konferensi pers, menteri kesehatan negara bagian Baden Württemberg mengatakan; “Masalah kita bukan pada Iran tapi Ischgl.”
Norwegia mengkonfirmasi 549 dari 1.742 kasus bermuara ke Ischgl. Pelancong Norwegia adalah pelanggan Kitzloch. Di sini mereka biasa bertemu orang Jerman, Denmark, dan Swedia.
Alih-alih tidak ingin kehilangan rezeki dari sektor pariwisata, Ischgl kini menyandang status penyebar virus ke sekujur Eropa.