New Delhi — PM India Narendra Modi meminta maaf kepada rakyat miskin, yang sangat menderita akibat penguncian 21 hari.
“Saya meminta maaf kepada semua warga negara,” kata Modi dalam pidato nasional yang disiarkan radio.
“Orang miskin pasti bertanya-tanya apa yang ada di pikiran perdana menteri, yang menempatkan orang miskin pada masalah besar,” lanjutnya. “Saya mendesak setiap orang memahami tidak ada pilihan lain melawan wabah Covid-19 selain lockdown.”
Baca Juga:
— Covid-19 di India: Satu Pemuka Agama Tewas, 15 Desa Dikunci
— India dan Malaysia Lockdown, Dunia Kekurangan Kondom
— Di India: Tembak di Tempat Untuk Pelanggar Jam Malam
Modi mengumumkan lockdown, Selasa lalu, sebagai upaya mencegah penyebaran Covid-19. Namun keputusan itu emmbuat jutaan rakyat miskin India nyaris kelaparan, dan puluhan ribu buruh migran pulang kampung dengan berjalan kaki ratusan kilometer dari kota ke desa-desa.
Menurut Modi, lockdown akan membawa India memenangkan perang melawan virus korona.
India memberlakukan lockdown dengan keras. Polisi membubarkan setiap kerumunan, dan memukul orang-orang yang berkeliaran di jalan.
Media India dipenuhi kritik terhadap PM Modi. Salah satunya, lockdown diputuskan tanpa perencanaan. PM Modi menjawab kritik itu dengan menggelontorkan stimulus ekonomi bernilai 22,5 miliar dolar AS.
Akan ada bantuan tunai kepada warga miskin, untuk memenuhi kebutuhan hidup selama lockdown. Juga ada bantuan makanan kepada orang miskin di jalan-jalan di India.
Namun, Abhijit Banerjee dan Esther Duflo — dua dari tiga pemenang Nobel Ekonomi 2019 — memperingatkan PM Modi betapa dibutuhkan bantuan lebih banyak lagi bagi kaum miskin.
“Tanpa itu, krisis permintaan akan menajdi bola salju ekonomi, dan orang tidak punya pilihan selain menagih janji,” tulis Indian Express.
Kritik juga dilancarkan partai oposisi, analis, dan warga. India adalah negara berpenduduk 1,3 miliar dengan sistem kesehatan buruk.
Rahul Gandhi, dari oposisi Partai Kongres, mengatakan sangat memalukan kami mengijinkan setiap warga diperlakukan dengan cara seperti ini. Pemerintah tidak memiliki rencana darurat.
Di luar New Delhi, jutaan migran berjalan menuju desa-desa mereka. Kebanyakan membawa sedikit bekal, dan tidak tahu harus bermalam di mana.
“Kami dihadapkan pada tiga pilihan; mati kelelahan dalam perjalanan, kelaparan, atau akibat virus,” ujar Madhav Raj, pekerja migran dari Uttar Pradesh.
India kini memiliki 979 kasus Covid-19, dengan 25 orang meninggal.
Ada alasan historis bagi India untuk lockdown, yaitu wabah flu Spanyol 1918 yang menewaskan 15 juta orang.