Ada 12 Gejala Utama Penderita Covid-19 Menurut WHO
JAKARTA-Semua orang beranggapan Virus corona dan COVID-19 adalah hal yang sama, namun ternyata keduanya serupa namun tak sama. Namun masyarakat tak pernah menyadari perbedaan keduanya, sehingga menganggapnya sama.
Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Prof. drh. Wiku Adisasmito, MSc. Ph.D., mencoba menjelaskan perbedaan mendasar antara virus corona dan COVID-19.
“Asalnya adalah corona, karena ini adalah keluarga dari virusnya. Sedangkan COVID-19 adalah nama penyakitnya. Khusus corona COVID-19 virusnya adalah SARS CoV 2,” kata drh. Wiku dalam siaran langsung COVID-19 di kantor Graha BNPB, Rabu (15/4/2020).
Dokter Wiku kemudian menerangkan gejala utama COVID-19 yang meliputi deman tinggi di atas 38 derajat celcius. Kemudian juga batuk kering dan beberapa gejala lain yang mirip dengan flu biasa dan penyakit yang menyerang saluran pernapasan.
Baca juga: Para Ahli Barat Curiga Kasus Covid-19 di Indonesia Banyak Tak Terdeteksi
Oganisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah merilis setidaknya ada 12 gejala yang dapat menunjukkan apakah seseorang benar-benar positif terinfeksi virus corona dan penyakit COVID-19, yakni
- Demam
Demam merupakan gejala paling umum pasien positif corona. Demamnya di atas 38 derajat celcius. Hal tersebut dibuktikan di China, dari 55.924 kasus COVID-19 per Februari 2020, 87.9% pasien positif corona menunjukkan gejala tersebut.
- Batuk kering
Sebanyak 67.7% pasien positif corona mengalami batuk kering. Prosentasinya menduduki gejala tertinggi kedua pada pasien, setelah Demam.
- Badan Lelah
Persentase gejala badan lelah yang dirasakan pasien positif corona relative tinggi yakni 38,1%.
- Ada dahak di tenggorokan
Selanjutnya sekitar 33,4% pasien positif corona merasakan gejala ini. Meskipun pada umumnya pasien positif corona mengalami batuk kering, namun tetap arus tetap waspada bila mengalami batuk berdahak diiringi demam terus-menerus.
WHO juga menambahkan beberapa gejala tambahan yang dirasakan pasien positif corona, diantaranya,
Baca juga: Para Ahli Sarankan Pakai Masker dan Social Distancing Hingga Tahun Depan
- Napas pendek-pendek (18.6%),
- Nyeri otot atau nyeri sendi (14.8%),
- Sakit tenggorokan (13,8%),
- Sakit kepala (13,6%),
- Menggigil kedinginan (11,4%),
- Mual atau muntah (5%),
- Hidung tersumbat (4,8%),
- Diare (3,7%).
Diluar 12 gejala yang dirilis WHO, ternyata terjadi tambahan gejala pasien positif corona yang dilaporkan oleh para dokter berdasarkan keluha pasien, yakni
- Anosmia
Ini adalah temuan baru dari para pasien positif corona yang mengeluh pada petugas medis bahwa mereka kehilangan fungsi indera penciuman atau anosmia. Gejala ini merupakan salah satu gejala COVID-19, berdasarkan kajian tim peneliti Kings College London. Gejala ini pula yang membedakan dengan penderita flu. Pasien positif corona
- Kulit Gatal dan Memerah
Ini juga temuan Dermatologis dari French National Union of Dermatologists-Venereologist (SNDV), Le Figaro, atas keluhan pasien positif corona yang merasakan gatal-gatal dan kulit kemerahan yang persisten. Gejala ini bisa jadi merupakan gejala COVID-19. Kemunculan kemerahan yang tiba-tiba itu bisa terasa menyakitkan dan muncul lesi akibat urtikaria sementara.
Dokter Wiku mengingatkan dengan mengetahui tanda dan gejala orang terinfeksi corona maka seharusnya masyarakat lebih waspada jika merasakan salah satu gejalanya,
“Harusnya masyarakat lebih waspada karena tidak harus semua gejala muncul. Salah satu gejala yang muncul bisa saja COVID-19. Tapi ada juga yang tidak. Ada pula orang yang tidak memiliki gejala (OTG),”.
(tvl)