Sebanyak 833 Pedagang Pasar Tradisionil Positif Covid, DKI Jakarta Terbanyak
Melihat tingginya angka pedagang pasar tradisionil yang terpapar Covid-19, Ainun minta evaluasi dari pemerintah terhadap kegiatan jual-beli di pasar selama pandemi Covid-19.
Jakarta-Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP IKAPPI) menyampaikan data terbaru kasus COVID-19 di pasar tradisional. Data per Minggu (5/7/2020), menunjukkan sebanyak 833 pedagang pasar terpapar virus Corona (COVID-19) dan DKI Jakarta menduduki posisi pertama dengan jumlah kasus positif Covid terbanyak.
Ketua Bidang Organisasi DPP IKAPPI, Muhammad Ainun Najib, mengatakan ada 65 kasus baru dengan tambahan tiga pedagang pasar meninggal sejak 26 Juni lalu.
“Dengan begitu, kasus positif pedagang pasar tradisional telah mencapai 833 kasus positif dan 35 pedagang meninggal dunia,” kata Ainun dalam keterangannya, Minggu (5/7/2020).
Ainun juga menjelaskan bahwa kasus pedagang pasar tradisionil yang positif Covid-19, tersebar pada 164 pasar di 24 provinsi dan 72 kabupaten/kota di Indonesia. Sedangkan DKI Jakarta menjadi propinsi penyumbang jumlah pedagang pasar tradisionil positif Covid-19 terbanyak.
“Jumlah kasus terbanyak masih di wilayah DKI, yaitu 217 kasus positif di 37 pasar,” ujar Ainun.
Dari data IKAPPI, tercatat ada 25 kasus baru di DKI Jakarta. Kasus terbanyak ada di Pasar Gembrong, Jakpus (4); Pasar Karanganyar, Jakpus (4); dan Pasar Kopro, Jakbar (4).
Ainun menilai perlu banyak evaluasi dari pemerintah terhadap kegiatan jual-beli di pasar selama pandemi Corona. Pernyataan itu ia sampaikan setelah melihat data tersebut. Ia juga meminta agar edukasi protokol kesehatan lebih digiatkan lagi.
“Yang paling penting adalah melakukan sosialisasi pentingnya penggunaan masker dan juga edukasi bahaya COVID-19 bersama-sama pedagang. Libatkan pedagang dalam setiap kebijakan yang diambil sehingga itu dapat dijalankan secara bersama sama,” kata Ainun.
Diingatkan Ainun bahwa para pedagang juga harus mempunyai kesadaran pribadi dalam mematuhi protocol kesehatan.
“Untuk terciptanya kesadaran diri dari pedagang, dimulai dari keterlibatannya terhadap program yang dijalankan oleh pemerintah daerah. Jika pedagang sehat maka ekonomi akan kembali kuat,” imbuhnya.
(tvl)