Artefak Bukti Kehancuran Yerusalem Ditemukan Arkeolog
Salah satu peristiwa besar arkeologi di tahun 2019 adalah ditemukannya lokasi tempat ‘rumah besar’ yang dihancurkan dan dibakar oleh pasukan Nebukadnezar dari Babel setelah peristiwa pengepungan Yerusalem. Peristiwa tersebut ditulis dalam alkitab yang menggambarkan Raja Nebukadnezar dari Babel mengepung Yerusalem dan secara khusus membakar kuil, istana, dan “semua rumah besar” (2 Raja 25: 9).
factsandtrends.net menulis bahwa temuan arkeologi tersebut berupa mata panah, periuk dan perhiasan serta benda lainnya yang tertimbun dalam lapisan abu ketika dilakukan ekskavasi di sebuah tempat di Yerusalem. Temuan tersebut diumumkan oleh tim arkeolog dari Mount Archaeological Project, yang dipimpin oleh profesor UNC Charlotte, Shimon Gibson dan James Tabor, serta rekannya di Universitas Haifa, Rafi Lewis.
Berdasarkan perbandingan dengan mata panah sejenis yang ditemukan di situs lainnya yang merupakan sisa-sisa perang selama abad ke 7 dan 6 SM mata panah tersebut dikenal sebagai “panah panah Skit” yang digunakan oleh para prajurit Babilonia. Saat ditemukan kondisi mata panah tersebut tampak putih pucat .
“Dalam arkeologi, adanya lapisan pucat tersebut dapat ditafsirkan berbeda-beda. Bisa saja bekas endapan yang dihilangkan dari oven atau bisa juga akibat pembakaran sampah. Namun temuan tersebut memiliki konteks satu dengan lainnya, yaitu berada dalam lapisan penuh abu, bersama ornamen perhiasan yang istimewa serta artefak lainnya, menunjukkan semacam jejak terbakar dari sebuah kehancuran.” Kata Gibson.
Karena artefak-artefak tersebut termasuk temuan langka, Gibson berspekulasi bahwa situs penggalian mereka bisa menjadi salah satu “rumah besar” yang disebutkan secara khusus dalam Alkitab. ” Bukti ini menunjuk pada sejarah penaklukan kota oleh Babel. Karena satu-satunya kehancuran besar yang kita miliki di Yerusalem untuk periode ini adalah penaklukan 587/586 SM,” katanya.
Selain itu, temuan yang campur aduk tersebut menggambarkanbenda-benda yang ditemukan di rumah yang hancur setelah serangan atau pertempuran. Lebih jauh Gibson menjelaskan bahwa tempat temuan tersebut berada di lokasi yang ideal karena berada di puncak kota bagian barat dengan pemandangan indah menghadap Kuil Solomon dan Gunung Moriah di timur laut.
Mengomentari penemuan serupa yang terbaru, G.B. Howell Jr., editor Biblical Illustrator, mengatakan, “Mereka yang mempelajari arkeologi biblika sangat berhati-hati untuk tidak mengatakan bahwa penemuan tertentu membuktikan Alkitab. Namun, yang menakjubkan, situs arkeologi dan artefak secara konsisten memperkuat dan mendukung keakuratan dan keandalan catatan Alkitab.”
Menurut Tawarikh Babilon, yaitu kumpulan lempengan tanah liat yang memuat peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Babel (Babilonia), menyebutkan bahwa setelah 21 tahun memerintah Babilon, Nabopolassar dari Dinasti Kasdim meninggal pada 15 Agustus 605 SM di ibu kota Babilon. Takhta kerajaan Babilonia Baru dilanjutkan oleh anaknya, yaitu Nebukadnezar. Semasa hidup Nabopolassar berencana meluaskan kekuasaanya di Suriah. Ia merebut Kumukh yang dikuasai Mesir namun tentara Mesir dibawah Raja Nekho merebutnya kembali setelah mengepung pasukan Babilon selama 4 bulan. Konflik tersebut kemudian berkelanjutan, namun Nabopolassar wafat dalam usia tua.
Nebukadnezar melanjutkan misi ayahnya, ia berhasil mengalahkan pasukan mesir dalam perang karkemis. kekuatan militer Nebukadnezar perlahan-lahan menguasai wilayah mesir di timur tengah bahkan berhasil merebut tanah milik Firaun Nekho dari sungai Efrat sampai ke sungai Mesir . Berkat Kemenangan demi kemenangan tersebut Nebukadnezar II dinobatkan sebagai penguasa Babilon pada 7 September 605 SM.
Tak lama setelah jadi raja, Nebukadnezar II segera menaklukan Hatti (Siria-Kanaan) dan Yerusalem dan membuat Raja Yoyakim, Penguasa Yehuda berpihak pada Babilon. Pada tahun pertama kekuasaanya, Nebukadnezar II memperingati Tahun Baru Akitu di Bulan Maret-April. Tahun 601-600 Nebukadnezar II berusaha menaklukan Mesir namun gagal, hal itu menyebabkan Raja Yoyakim kembali mendukung Mesir. Namun kekuatan militer Nebukadnezar II kembali menundukan Yerusalem tahun 597 SM dan menghukum Raja Yoyakim.
Temuan arkeologi tersebut menunjukan periode antara 587-586 SM, yaitu periode pengepungan Yerusalem kedua yang berlangsung 18-30 bulan di musim panas. Penyebabnya adalah Zedekia, penguasa Yehuda (paman Yoyakim) yang diangkat Nebukadnezar II untuk mengganti Raja Yoyakim setelah Yerusalem jatuh pada pengepungan memberontak dan bersekutu dengan raja Mesir, Firaun Hofra.
Pengepungan itu menyebabkan Yerusalem menderita teramat sangat. Setelah Nebukadnezar II berhasil menerobos Yerusalem, maka Zedekia ditangkap matanya dibutakan lalu ditahan di Babilonia. Anak-anaknya dibunuh oleh Pasukan Babilonia. Kota Yerusalem kemudian diratakan dengan tanah, rumah-rumah besar dan Bait Solomon dijarah, dihancurkan dan dibakar dan penduduknya banyak yang melarikan diri. (Pd)