Junta Militer Myanmar Eksekusi Mati Dua Pembantu Dekat Aung San Suu Kyi
- Dua dari empat aktivis adalan nama besar; Phyo Zeya Thaw dan Kyaw Min Yu.
- Yang satu anggota NLD, lainnya aktivis kawakan sejak aksi mahasiswa 1988.
JERNIH — Junta militer Myanmar mengeksekusi mati empat aktivis demokrasi, termasuk satu mantan anggota parlemen Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pimpinan Aung San Suu Kyi.
Global New Light of Myanmar, surat kabar resmi junta militer, memberitakan keempatnya dieksekusi karena memimpin aksi teror brutal dan tidak manusiawi.
Eksekusi dilakukan di bawah prosedur penjara, namun tidak ada informasi kapan dan bagaimana keempat pria itu dihabisi.
Seja kudeta tahun lalu, junta militer menghukum mati puluhan aktivis antikudeta sebagai bagian tindakan keras terhadap perbedaan pendapat. Padahal, Myanmar tidak pernah melakukan eksekusi selama beberapa dekade.
Phyo Zeya Thaw, mantan anggota parlemen dari NLD, ditangkap November 2021 dan divonis mati Januari 2022 karena pelanggaran undang-undang anti-terorisme.
Kyaw Min Yu, aktivis demokrasi terkemuka yang dikenal dengan panggilan Jimmy, menerima hukuman yang sama dari pengadilan militer. Dua lainnya dijatuhi hukuman mati karena membunuh seorang wanita yang diduga informan junta militer.
Kecaman Diplomatik
Sejak mengumumkan niat mengeksekusi keempatnya, Myanmar dikecam diplomat berbagai negara. Sekjen PBB Antoinio Guterres juga mengukut keputusan junta militer Myanmar.
“Itu pelanggaran terang-terangan terhadap hak hidup, kebebasan, dan keamanan pribadi,” kata Guterres.
Zeya Thaw dituduh mengatur serangan terhadap rezim, termasuk serangan bersenjata di kereta komuter di Yangon, Agustus 2021 yang menewaskan lima polisi.
Ia adalah pioner hip-hop di Myanmar. Ia sempat membuat kesal junta militer karena sajah subersif-nya. Tahun 2008, Zeya Thaw dipenjara karena disebut anggota organisasi ilegal dan menyimpan mata uang asing
Tahun 2015 Zeya Thaw terpilih sebagai anggota parlemen mewakili NLD. Dalam pemilihan 2020, yang dimenangkan NLD, militer menggelar kudeta karena menganggap pemilu diwarnai kecurangan.
Sejak itu Aung San Suu Kyi ditahan dan menghadapi banyak tuduhan, yang bisa membuatnya mendekam di penjara selama 150 tahun.
Kyaw Min u terkenal selama pemberontakan mahasiswa 1988. Ia ditangkap dalam serangan malam pada Oktober 2021.