CrispyDesportare

Piala Dunia 2022: Breel Embolo dan Romantisme Tanah Kelahiran

  • Breel Embolo adalah pemain imigran Kamerun yang mencetak gol ke gawang negara kelahiran.
  • Kelak, pemain lain mengalami hal serupa seperti Embolo. Jika itu terjadi national team harusnya diganti citizens team.

JERNIH — Ada sesuatu yang aneh ketika striker Swiss Breel Embolo mencetak gol ke gawang Kamerun dan tidak merayakannya. Embolo hanya mengangkat tangan setinggi dada, bukan berlari ke sisi lapangan, berteriak, dan rekan-rekannya menyambut dengan pelukan.

Saya segera membuka Google, mengetik ‘Breel Embolo’ di search engine, untuk menemukan informasi latar belakang pemain ini. Embolo lahir di Younde, Kamerun, dan besar di Basel, Swiss.

Embolo, kini bermain di AS Monaco, tidak menerima kewarga-negaraan Swiss sampai delapan tahun lalu. Artinya, saat itu dia masih terdaftar sebagai warga negara Kamerun, meski mungkin tidak pernah mengunjungi tanah kelahirannya.

Murat Yakin, pelatih Swiss, tahu apa yang berkecamuk di kepala Embolo. Sebelum pertandingan, setelah menetapkan starting line-up, Yakin berkata kepada Embolo; Kamerun adalah teman Anda, tapi juga lawan Anda.”

Embolo mengenal hampir semua anggota skuad Kamerun, termasuk pelatih Rigobert Song. Ia mengagumi Roger Milla, yang sebelum laga menerima trofi sebagai pemain tertua pencetak gol di Piala Dunia.

Embolo mencetak gol sederhana di menit ke-48. Kamerun memainkan tema retro untuk mengimbangi pertukaran posisi keleidoskopik yang diperlihatkan Swiss.

Sebelum laga usai, pelatih Murat Yakin menarik keluar Embolo. Ia seolah tidak ingin Embolo bermain dengan perasaan ‘tidak enak’ selama sisa pertandingan.

Dalam konferensi pers usai pertandingan, pelatih Murat Yakin berkomentar pendek soal Embolo tidak merayakan gol ke gawang tim tanah kelahiran; “Sepak bola menulis cerita ini.”

Swiss adalah negara multietnis, dan itu terlihat dari pemain yang memperkuat tim nasionalnya di setiap Piala Dunia. Sebagian pemain lahir di Swiss dengan latar belakang etnis tertentu, lainnya boleh dibilang imigran.

Xherdan Shaqiri, misalnya, lahir di Gijizn — kota terbesar di Kosovo. Seandainya Kosovo tampil di Piala Dunia dan menghadapi Swiss, Shaqiri dipastikan menghadapi perasaan yang sama dengan Embolo.

Embolo adalah yang pertama menghadapi situasi ini, bukan Youssoufa Moukoko — pemain kelahiran Younde, Kamerun, yang memperkuat timnas Jerman dan dibawa ke Piala Dunia 2022 Qatar. Sebab, Kamerun tidak satu grup dengan Jeman di babak penyisihan.

Bukan tidak mungkin kelak pemain imigran ada di setiap tim nasional negara-negara Eropa. Arus pengungsi anak-anak dari Afrika dan negara-negara yang sedang berkonflik memungkinkan situasi yang dialami Embolo terjadi di Piala Dunia berikut.

Itulah sepak bola, yang terkadang tidak mengenal nasionalisme. Bahkan, kata tim nasional (national team) sudah saatnya ditanggalkan karena hanya cocok untuk tim-tim tertentu yang masih memegang gagasan nation state atau negara bangsa.

Bagi negara-negara multietnis seperti Swiss, AS, Australia, sudah saatnya menggunakan kata citizens team, atau tim warga negara, karena tim yang mewakili mereka berasal dari berbagai bangsa tapi dengan kewarganegaaan sama.

Back to top button