Facebook Hapus Klaim Palsu dan Teori Konspirasi Virus Korona
San Fransisco — Facebook mulai menghapus klaim palsu dan teori konspirasi tentang virus korona, sebagai upaya memerangi informasi hoax tentang virus yang telah menewaskan 259 orang.
Penyebaran virus korona, yang membuat WHO mendeklarasikan darurat internasional, adalah ujian terbaru kemampuan jejaring sosial mengendalikan klaim palsu dan berbahaya.
Salah satunya klaim palsu yang dihapus adalah meminum cairan pemutih sebagai cara menyembuhkan diri dari virus korona. Teori konspirasi tentang virus korona, yang mengutip organisasi kesehatan terkemuka di dunia dan otoritas kesehatan lokal, juga mulai dihapus.
Menurut Facebook, teori konspirasi bisa sangat berbahaya dan merusak jika dipercaya banyak orang.
* Cina Rilis Video Pasien Bersorak Sembuh dari Virus Korona
* Cina Catat Rekor Kematian per Hari Pasien Korona Virus Tertinggi
Dalam siaran pers-nya, Facebook mengatakan virus korona punya kehidupan sendiri di Internet. Inilah yang membuat Facebook defensif, dengan tidak membiarkan semua informasi palsu beredar.
Peneliti dan jurnalis juga telah mendokumentasikan banyaknya salah informasi tentang virus korona. Salah satunya, penjelasan rasis soal asal-usul penyakit, sampai penyembuhan ajaib.
Selain menghapus klaim palsu, Facebook juga melakukan pengecekan fakta dengan mitra independen, serta memberi tahu pengguna yang mungkin telah berbagi cara pencegahan tak benar.
Di Instagram, perusahaan juga akan menghapus tagar yang dapat digunakan menyebarkan kepalsuan.
Facebook juga menempatkan prompt dan modul News Feed, yang dirancang untuk mengarahkan pengguna ke informasi akurat, dan mengambil panduan WHO.
“Ketika orang mencari informasi terkait virus, atau mengetuk tagar terkait di Isntagram, kami akan mengembalikan modul informasi dengan informasi yang kredibel,” kata Kang-Xing Jin, kepala kesehatan Facebook.
Facebook juga telah bermitra dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Harvard dan Universitas National Tsing Hua Taiwan. Kedua rumah sakit akan menyuplai data mobilitas agregat dan anonim serta peta kepadatan populasi untuk membantu menginformasikan model peramalam.
Facebook memperingatakan informasi yang salah terkait virus korona adalah ancaman nyata bagi pengguna, bukan hanya gangguan. Virus memang mengancam, tapi informasi sang salah juga ancaman.