Rahmatan Lil Alamin
-
Solilokui
“Percikan Agama Cinta” : Imam yang Ideal, Masih Mimpi Tengah Hari
Maka, sungguh bangga, ketika ia mewujud sebagai peternak energi harapan. Memotivasi tiada henti anak-anak muda untuk terus bangkit, sejajar dengan…
Read More » -
Solilokui
“Percikan Agama Cinta”: Pada Perbedaan, Aku Selalu Ingin Membangun Jembatan
Aku bertamasya pada alam pikiran yang selalu menertawakan diriku sendiri, bukan mencemeeh orang lain. Karena dengan cara menggelikan diri sendiri,…
Read More » -
Solilokui
“Percikan Agama Cinta”: Ummat Islam Selalu Hadir dalam Perjuangan Negeri Ini
Sadarlah. Berkat konstribusi mereka. Hingga akhirnya, terbentuklah Negara Indonesia yang merdeka dan berdaulat. Wilayahnya menghampar dari Sabang sampai Merauke. Dari…
Read More » -
Solilokui
“Percikan Agama Cinta” : Peziarah Ketakberhinggaan untuk Menemui Maha-Cinta
Di zona itu, aku merindu Keberadaan Mutlak Ilahi. Bagai samudra tak bertepi. Di tengahnya diri manusia hanya ibarat setetes air…
Read More » -
Solilokui
“Percikan Agama Cinta”: Rahmatan Lil Alamin, dan Para Demagog yang Menjualnya Murah
Islam semacam ini sering kali diucapkan. Mudah dikhutbahkan. Diteriakkan para demagog di atas podium. Menggelegar. Di pelbagai sudut dan waktu.…
Read More » -
Solilokui
“Percikan Agama Cinta” : Selamilah Lautan Hikmah di Balik Bahasa Simbolis-Metaforis
Cuma, beragama bukan sekadar takut neraka, lalu berharap surga. Bukan. Terlalu sumir. Apalagi neraka-surga itu juga makhluk, sama-sama ciptaan Tuhan.…
Read More » -
Solilokui
“Percikan Agama Cinta”: Jangan Biarkan Rindu akan Tuhan Menipis Dibujuk Iblis
Dialah al-muhith. Cahaya di atas cahaya. Melingkupi segala dimensi kehidupan. Menerobos ruang. Melintasi waktu. Menjelajah batas. JERNIH–Saudaraku, Tuhan itu sungguh sangat…
Read More » -
Solilokui
“Percikan Agama Cinta”: Juru Dakwah yang Ramah, Bukan yang Marah-marah
Di Surah Thâhâ ayat 44, misalnya, digambarkan, bahkan kepada seburuk-buruk manusia semacam Fir’aun, Nabi Musa diperintahkan oleh Allah untuk berkata…
Read More » -
Solilokui
“Percikan Agama Cinta”: Trong Kohkol Kabeh Morongkol, Dur Bedug Justru Murungkut
Mereka menudingnya sesat lantaran adzan bukan pada waktu shalat fardhu. Mereka menuduhnya menjalankan ajaran bid’ah. Mereka memaksanya keluar dari langgar…
Read More » -
Solilokui
“Percikan Agama Cinta“: Menatap Sejarah, Merenungkan Jejak
Dengan menyelami sejarah, aku makin memahami perjalanan bangsa ini. Pergulatan zaman memperebutkan makna sebuah identitas. Perkelahian politik melahirkan petaka yang…
Read More »