Crispy

Fasan dan Furor, Dua Kapal Perang Italia dan Spanyol Pengawal Misi GSF

Serangan drone Israel dan intimidasi Zionis tak menyurutkan misi Global Sumud Flotilla (GSF). Malah pemerintah Italia dan Spanyol buru-buru mengirimkan dua kapal perang pengawal. Siapa bilang dunia diam?

JERNIH – Laut selalu menjadi panggung besar bagi politik dunia. Di atas ombaknya, negara-negara mempertontonkan kekuatan, menyamarkan diplomasi, dan menyalurkan solidaritas. Kapal perang tak lagi hanya simbol peperangan, melainkan instrumen diplomasi keras-lunak yang bisa berperan sebagai penjaga keamanan, pengusir ancaman, sekaligus pengawal misi kemanusiaan. Inilah peran yang kini dipanggul dua kapal berbeda latar: fregat Italia Virginio Fasan (F 591) dan kapal patroli lepas Spanyol Furor (P-46).

Keduanya ditugaskan dalam operasi Global Sumud Flotilla — konvoi kapal sipil internasional yang membawa bantuan kemanusiaan menuju Gaza. Tugas mereka bukan sekadar berlayar: mereka menjadi pagar baja, radar hidup, dan simbol politik negara asalnya dalam misi yang sarat risiko.

Fregat Virginio Fasan (F 591): Sang Raksasa Laut Mediterania

Italia membangun kelas FREMM (Fregata Europea Multi-Missione) sebagai tulang punggung armada modern. Virginio Fasan, diluncurkan 31 Maret 2012 dan resmi berdinas 19 Desember 2013, adalah fregat kedua dari kelas ini, dinamai menurut pahlawan Perang Dunia II, mekanik kapal selam Virginio Fasan.

Dengan bobot tempur penuh sekitar 6.700 ton dan panjang 145 meter, kapal ini ibarat benteng terapung. Desain stealth-nya menekan jejak radar, sementara sistem propulsi CODLAG (kombinasi turbin gas, motor listrik, dan generator diesel) mendorongnya hingga 27 knot, dengan jarak jelajah 6.800 mil laut. Artinya, ia bisa berlayar dari Napoli ke Laut Arab tanpa henti.

Persenjataannya mencerminkan doktrin multi-peran Italia, di antaranya 16 sel VLS SYLVER A50 untuk rudal Aster 15/30, menjadikannya payung udara bagi konvoi. Ada pula meriam OTO Melara 76 mm ganda, dengan mode CIWS untuk menghadapi drone atau rudal jarak dekat.

Fregat ini siap membawa rudal anti-kapal Teseo Mk2/A, rudal anti-kapal selam MILAS, serta torpedo MU-90. Sistem sonar CAPTAS-4 yang digunakan menjadikannya spesialis anti-submarine.

Di dek belakang, hanggar cukup luas untuk helikopter NH-90 atau SH-90, yang bisa memperluas jangkauan patroli anti-kapal selam dan operasi SAR.

Catatan operasi Fasan memperlihatkan kapal ini bukan sekadar katalog spesifikasi. Pada 2017, ia ikut operasi Atalanta di perairan Somalia, menggagalkan pembajakan kapal kargo. Pada 2024, ia menorehkan rekor: menembak jatuh drone Houthi dengan meriam 76 mm di Laut Merah, bukti nyata kecepatan respons dan akurasi sistemnya.

Kini, di 2025, Fasan ditugaskan ke perairan timur Mediterania untuk melindungi konvoi Global Sumud Flotilla. Menteri Pertahanan Italia memberi mandat jelas: jika konvoi sipil diserang, Fasan boleh intervensi. Dengan radar AESA Leonardo MFRA dan arsenalnya, ia bukan hanya pengawal, tapi juga sinyal kuat bahwa Italia siap menempatkan dirinya di garis depan diplomasi kemanusiaan.

Furor (P-46): Si Lincah dari Armada Española

Jika Fasan adalah benteng baja, Furor lebih menyerupai pengawas gesit. Kapal patroli ini adalah unit keenam dari kelas Meteoro / BAM (Buque de Acción Marítima), dibangun oleh galangan Navantia dan resmi masuk dinas 21 Januari 2019.

Dengan bobot penuh 2.860 ton dan panjang 94 meter, Furor memang jauh lebih kecil. Namun, ukurannya yang ramping membuatnya cocok untuk operasi patroli, intersepsi cepat, hingga dukungan logistik. Mesin dieselnya memberinya kecepatan hingga 20 knot, dengan jarak jelajah 3.500 mil laut — cukup untuk menyeberangi Atlantik tanpa mengisi bahan bakar.

Persenjataannya sederhana tapi efektif seperti meriam OTO Melara 76 mm, senjata serbaguna yang sama dengan milik Fasan. Ada dua meriam otomatis 25 mm untuk pertempuran jarak dekat. Lantas dilengkapi senapan mesin 12,7 mm sebagai pertahanan dasar.

Dek belakangnya mampu mengoperasikan satu helikopter NH-90 atau drone VTOL, memperluas jangkauan pengawasan. Dengan kru inti hanya 46 orang, ditambah kapasitas pasukan keamanan hingga 30 orang, Furor lebih mirip “kapal polisi laut” yang fleksibel.

Keterlibatannya di Global Sumud Flotilla adalah langkah politik Spanyol: memberikan perlindungan nyata bagi warga sipil yang ikut konvoi, sambil menunjukkan sikap aktif dalam isu Gaza. Furor bukan kapal tempur utama, tetapi kehadirannya menambah legitimasi internasional dan memperluas pengawasan maritim di sekitar flotilla.

Virginio Fasan dan Furor adalah dua kapal dengan karakter berbeda: satu raksasa multi-peran berteknologi tinggi, satu kapal patroli yang gesit dan sederhana. Namun, dalam misi Global Sumud Flotilla, keduanya menjadi simbol tunggal: solidaritas yang dijaga oleh baja.(*)

BACA JUGA: Italia dan Spanyol Kirim Kapal AL ke Gaza untuk Lindungi Armada Global Sumud Flotilla

Back to top button