Cadangan Devisa Maret 2020 Terburuk Sejak Mei 2019
Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa Indonesia pada akhir Maret 2020 turun sebanyak US$9,4 miliar menjadi US$121,0 miliar yang merupakan posisi terendah sejak Mei 2019.
Cadangan devisa ini jatuh dari posisi akhir Februari 2020 sebesar US$130,4 miliar. Padahal pada Januari 2020, Indonesia membukukan cadangan devisa sebesar US$131,7 miliar, tertinggi sejak Januari 2018.
Namun demikian Bank Indonesia menilai bahwa cadangan devisa saat ini lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah serta kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah. Demikian dikatakan Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Onny Widjanarko dalam keterangan tertulisnya, Selasa (7/4/2020).
Ia menuturkan penurunan cadangan devisa pada Maret 2020 antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan keperluan stabilisasi nilai tukar Rupiah di tengah kondisi “extraordinary” karena kepanikan di pasar keuangan global dipicu pandemi COVID-19 secara cepat dan meluas ke seluruh dunia.
Seperti diketahui, kepanikan pasar keuangan global dimaksud telah mendorong aliran modal keluar Indonesia dan meningkatkan tekanan rupiah khususnya pada minggu kedua dan ketiga bulan Maret 2020. Ke depannya, Bank Indonesia akan terus menjaga kecukupan cadangan devisa guna mendukung ketahanan eksternal dan stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.